Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Swedia Bakal Kelola 399 Hektare Kawasan Wisata Tanjung Ringgit

PT ESL berkomitmen membangun kawasan Tanjung Ringgit dengan konsep pariwisata berkelanjutan dan ramah lingkungan dengan memanfaatkan energi terbarukan.
Pantai Pink di Kawasan Tanjung Ringgit, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur./Bisnis-Harian Noris Saputra
Pantai Pink di Kawasan Tanjung Ringgit, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur./Bisnis-Harian Noris Saputra

Bisnis.com, DENPASAR – Investor asal Swedia PT. Eco Solution Lombok (ESL) bakal memulai mengelola lahan seluas 399 hektare di kawasan wisata Tanjung Ringgit, Lombok Timur setelah masalah lahan dengan warga bisa diselesaikan.

Kawasan Tanjung Ringgit merupakan kawasan salah satu destinasi unggulan di NTB, dengan daya tarik utama pantai pink yang banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik dan mancanegara. Selain itu, kawasan Tanjung ringgit juga perbukitan yang memiliki pemandangan yang indah. Sebelumnya kawasan perbukitan tersebut dimanfaatkan oleh warga untuk menanam jagung.

PT ESL berencana akan membangun berbagai fasilitas pariwisata seperti eco resort yang direncanakan sebagai pusat medical tourism berkelas dunia. Titik awal pengelolaan ditandai dengan soft launching yang dilakukan oleh Gubernur NTB, Zulkieflimansyah dan Duta Besar Swedia untuk Indonesia Marina Berg.

PT ESL berkomitmen membangun kawasan Tanjung Ringgit dengan konsep pariwisata berkelanjutan dan ramah lingkungan dengan memanfaatkan energi terbarukan.

Marine Berg menjelaskan investasi di Tanjung Ringgit ini bagian dari Sweden-Indonesia Sustainability Partnership (SIS) yang mengusung kerja sama berkelanjutan dan transisi ke energi baru dan terbarukan.

“Kami menyambut kolaborasi ini dengan baik, dan terkesan dengan pembangunan energi terbarukan di NTB,” jelas Marine dalam keterangan resminya, Senin (24/10/2022).

Gubernur NTB, Zulkieflimansyah, menjelaskan PT ESL akan memulai rangkaian panjang dari proyek yang konsen terhadap energi terbarukan dan pembangunan rendah karbon.

“Kami baru memulai kerja sama, ini satu sinyal yang bagus pemerintah Swedia memulai soft launching untuk pembangunan di Tanjung Ringgit. Mereka concern pada energi terbarukan,” jelas Zul.

Sebagai informasi, PT.ESL sudah mulai masuk ke Tanjung Ringgit sejak Sembilan tahun lalu, tetapi mulai belum bisa merealisasikan investasinya karena terkendala masalah lahan dengan warga yang sudah memanfaatkan lahan tersebut. Setelah melalui dialog antara investor, warga, dan Pemprov NTB tercapai kesepakatan dalam pengelolaan kawasan Tanjung Ringgit.

Investor juga berkomitmen melibatkan warga sekitar dalam pembangunan hingga pengelolaan Tanjung Ringgit, mulai dari penyerapan tenaga kerja hingga pengembangan ekonomi berkelanjutan bagi warga sekitar Tanjung Ringgit. (C211)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper