Bisnis.com, DENPASAR – Penyaluran kredit di Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga kuartal II/2025 jika dilihat berdasarkan lokasi proyek mencapai Rp108,83 triliun atau tumbuh 16,96% secara year on year (YoY).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Berry Arifsyah Harahap menjelaskan jika dilihat berdasarkan lokasi bank, pertumbuhan kredit Bank Indonesia sebesar 13,89% dengan nominal kredit Rp73,63 triliun.
“Jika dilihat berdasarkan penggunaannya, pertumbuhan kredit didorong oleh terakselerasinya pertumbuhan kredit modal kerja 28,81% (YoY) dan kredit investasi 10,72% (YoY) yang mayoritas disalurkan ke sektor pertambangan. Disisi lain, kredit konsumsi cenderung tumbuh melandai sebesar 7,74% (YoY),” jelas Berry dari keterangan pers dikutip, Selasa (12/8/2025)
Pertumbuhan kredit yang tinggi turut didukung oleh NPL yang secara umum masih terjaga di bawah ambang batas yakni 1,71%. Sejalan dengan itu, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) kuartal II/2025 tercatat tumbuh 3,16% (YoY), lebih baik dari triwulan sebelumnya ditopang akselerasi DPK Pemda dan perbaikan DPK Swasta. Di sisi lain, DPK Rumah Tangga (RT) tercatat tumbuh melambat sebesar 5,73% (YoY).
Secara umum DPK hingga kuartal II/2025 mencapai Rp48,33 triliun atau tumbuh 3,16% (YoY). Sementara itu posisi aset hingga kuartal II/2025 mencapai Rp88,37 triliun atau tumbuh 12,77% (YoY).
Sementara itu, aliran kas pada kuartal III/2025 (data s.d. 7 Agustus 2025) tercatat mengalami net inflow sebesar Rp271 miliar setelah mengalami net outflow di kuartal sebelumnya. Adapun net inflow yang terjadi sejalan dengan normalisasi aktivitas ekonomi pasca tingginya aktivitas ekonomi (HBKN Ramadhan dan libur sekolah) pada Tw-II 2025.
Baca Juga
Nominal transaksi kliring, RTGS, dan BI-FAST tercatat tumbuh lebih rendah pada kuartal II/2025. Bergesernya periode Ramadan 2025 ke kuartal I menjadi salah satu faktornya. Lebih lanjut, pengguna kartu APMK & UE di NTB terus meningkat, masing-masing tumbuh 10,35% dan 162,19% (YoY).
Adapun QRIS hingga Juni 2025 mencatatkan sebanyak 493.000 pengguna dan 369.000 merchant, sementara volume transaksi selama tahun 2025 tercatat sebanyak ±24 juta transaksi.