Bisnis.com, DENPASAR – PT. Bank NTB Syariah masih berusaha mencari dana segar dari pihak ketiga untuk memenuhi modal inti Rp3 triliun seperti yang disyaratkan oleh Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) setiap bank harus memenuhi modal inti pada 2024.
Direktur Utama Bank NTB Syariah, Kukuh Rahardjo, menjelaskan sedang mencari pemodal yang mau menanamkan dananya mulai Rp50 miliar hingga Rp100 miliar di Bank NTB Syariah. Menurutnya strategi tersebut sudah mendapat lampu hijau dari perwakilan pemegang saham.
Bank NTB Syariah menargetkan pada 2022 hingga 2023 mendapatkan modal inti Rp2 triliun, sedangkan sisanya Rp1 triliun bersumber dari investor perorangan dan institusi. Dengan rincian, untuk investor perorangan Rp500 miliar dan investor institusi (perusahaan) Rp500 miliar.
Baca Juga
“Merujuk pada POJK 12/2020, kalau kami punya modal perkiraan sampai tahun 2024 itu adalah Rp1,7 triliun maka itu akan mendilusi saham-saham pemegang saham yang cukup besar, kami akan cari strategi agar nilai yang masuk dari setiap pemodal individu dan institusi antara Rp50 miliar - Rp100 miliar,” jelas Kukuh dalam siaran pers dikutip, Rabu (12/10/2022).
Kukuh menjelaskan saat ini modal inti Bank NTB Syariah baru Rp1,7 triliun atau baru 57 persen dari yang disyaratkan oleh OJK yakni Rp3 triliun. Nilai aset Bank NTB Syariah Rp13,3 triliun, sedangkan pembiayaan yang telah disalurkan Rp8,6 triliun, dan laba mencapai Rp132 miliar.
“Kami berharap kedepannya strategi untuk pemenuhan modal melalui pihak ketiga yang telah didiskusikan dengan perwakilan pemegang saham dan Biro Ekonomi Provinsi NTB dapat berjalan dengan baik dan bisa tercapai sesuai yang diinginkan bersama,” kata Kukuh. (C211)