Bisnis.com, MATARAM – Pabrik bata plastik yang dibangun di Lombok, Nusa Tenggara Barat melalui inisiasi Block Solution Finland yang berpusat di Finlandia sudah mulai beroperasi untuk memproduksi bata dari bahan baku sampah plastik.
Pabrik ini berdiri di kawasan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) NTB yang berlokasi di Banyumulek, Lombok Barat. Block Solution Finland sendiri merupakan investor yang konsen dalam pembangunan industri berbasis lingkungan atau ramah lingkungan, terutama di negara berkembang seperti Indonesia.
Pembangunan pabrik bata plastik di Lombok sendiri sudah dimulai sejak 2022, Block Solution Finland menggelontorkan dana 2,3 juta euro atau Rp37 miliar untuk membangun pabrik tersebut.
Direktur Block Solutions Indonesia Jimmy Hutasoit, menjelaskan pabrik bata plastik yang berada di NTB merupakan pabrik bata dengan bahan baku ramah lingkungan pertama di dunia, selain itu teknologi yang digunakan merupakan teknologi terbarukan. Jimmy menyebut, pabrik ini mampu memproduksi 8-9 ton bata plastik per hari.
“Kami mulai beroperasi dengan menargetkan produksi 9 ton per hari, produksi kami ini sebanding dengan empat rumah dengan luas 6x6 meter persegi. Karena kebutuhan satu rumah kami estimasikan 2 ton bata plastik,” jelas Hutasoit dari keterangan resminya, Selasa (27/6/2023).
Sebelum mengoperasikan pabrik, Block Solution Indonesia terlebih dahulu membangun sebuah sekolah di Lombok dengan batu plastik sebagai pilot project mereka. Dengan menggunakan bata plastik, menurut Block Solution pembangunan menjadi lebih cepat dan efisien.
Baca Juga
Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah Beroperasinya Pabrik daur ulang plastik yang merupakan kerja sama pemerintah Provinsi NTB dengan Block Solutions tentu akan menjadikan NTB sebagai daerah percontohan bagi daerah lain bahkan dunia.
Zul menyebut NTB akan banyak mendapatkan manfaat dengan hadirnya pabrik bata plastik. “Beroperasinya pabrik ini akan mengurangi limbah plastik, menghasilkan peningkatan ekonomi dan kedepannya kawasan BRIDA akan menjadi kawasan eco wisata industri di Indonesia,” jelas Zul.