Bali Inflasi 6,62 Persen, Dipicu Kenaikan Harga Canang Sari hingga Tomat

Lima komoditas utama yang naik 16,34 persen, bawang merah 33,4 persen, sawi hijau 26,43 persen, emas perhiasan 7,09 persen, dan tomat 9,06 persen.
Bus listrik melintas di salah satu ruas jalan di Nusa Dua Bali untuk menyambut Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali/Antara
Bus listrik melintas di salah satu ruas jalan di Nusa Dua Bali untuk menyambut Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali/Antara

Bisnis.com, DENPASAR – Bali tercatat mengalami inflasi 6,62 persen (yoy) pada November 2022 dipicu oleh naiknya harga sejumlah komoditas strategis pada November 2022. Secara bulanan inflasi Bali juga tercatat 0,28 persen (mtm)

Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat inflasi Bali sepanjang November 2022 harga berbagai komoditas di Bali yang diwakili Kota Denpasar dan Kota Singaraja secara umum menunjukkan adanya kenaikan.

Berdasarkan hasil pemantauan inflasi pada kelompok inti atau core inflation tercatat sejumlah 0,42 persen, kemudian inflasi harga bergejolak atau volatile food tercatat 0,26 persen. Sedangkan dari administered price atau harga yang diatur pemerintah mengalami deflasi 0,22 persen.

Kepala BPS Bali, Hanif Yahya, terdapat lima komoditas utama yang mengalami kenaikan harga sepanjang November 2022 yakni canang sari yang naik 16,34 persen, bawang merah naik 33,4 persen, sawi hijau 26,43 persen, emas perhiasan naik 7,09 persen, dan tomat naik 9,06 persen.

Selain lima komoditas tersebut, komoditas lain yang mengalami kenaikan harga yakni rokok kretek filter, sawi putih/pecay/pitsai, minyak goreng, dan brokoli.

"Terlihat harga bawang merah, canang sari dan sawi hijau naik di atas 20 persen, sehingga berpengaruh terhadap kenaikan inflasi di Bali pada November 2022," jelas Hanif melalui live streaming, Kamis (1/12/2022).

Selain itu, komoditas yang tercatat mengalami penurunan harga atau penahan laju inflasi, antara lain cabai rawit, cabai merah, angkutan udara, buah naga, tongkol diawetkan, mangga, ikan tongkol/ ikan ambu-ambu, daging babi, pembersih lantai, dan pisang.

Hanif juga menjelaskan, kelompok pengeluaran yang memberikan andil inflasi pada November 2022 tertinggi dari kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sejumlah 2,87 persen, diikuti perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,91 persen. Sedangkan rekreasi, olahraga, dan budaya 0,76 persen, makanan, minuman dan tembakau 0,23 persen, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,01 persen, kesehatan 0,01 persen, dan informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,01 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper