Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Klaim Fenomena Rojali dan Rohana Tak Terjadi di Bali, Kok Bisa?

Fenomena Rojali dan Rohana diklaim tidak terjadi di mall Bali karena pertumbuhan ekonomi positif dan kunjungan wisatawan yang tinggi.
Pulau Bali sebagai salah satu destinasi wisata berskala internasional. Dok Istimewa
Pulau Bali sebagai salah satu destinasi wisata berskala internasional. Dok Istimewa

Bisnis.com, MANGUPURA – Fenomena Rombongan Jarang Beli (Rojali) dan Rombongan Hanya Nanya (Rohana) tidak terjadi di pusat perbelanjaan atau mal di Bali. 

Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Provinsi Bali Zenzen Halmis menjelaskan sepanjang 2025, transaksi atau belanja pada 16 mall di Bali justru tumbuh 7-15% jika dibandingkan 2024.

Kunjungan ke mal juga terus tumbuh sesuai dengan segmennya, Zenzen menyebut kunjungan ke mal di Bali mulai 3.000 - 35.000 per hari. Artinya di tengah fenomena Rojali dan Rohana yang terjadi di mall Jakarta dan daerah lainnya, belanja pengunjung mall di Bali tetap bagus. 

Zenzen menjelaskan hal ini terjadi karena segmen mal di Bali cukup beragam dan pergerakan ekonomi Bali yang cukup positif dengan naiknya kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik turut mendukung spending power di mal. 

"Spending power paling besar dari wisatawan mancanegara dan domestik yang berkunjung ke Bali, kemudian para expatriat yang tinggal di Bali," ujarnya, 

Belanja pengunjung lokal juga cukup bagus, karena menurut Zenzen, mal menawarkan experience yang tidak didapatkan di toko online. Misalnya setiap akhir pekan, banyak keluarga di Bali mengisi liburan dengan berbelanja, bermain, makan di mall. 

"Spending power atau belanja di mall sudah mulai bagus,  begitu pula di hotel ritel juga bagus sehingga berdampak ke mal sendiri. Pada 2025, pertumbuhan spending power di mall 7-15%. Segmen mall di Bali juga beragam, ada segmen lokal, wisatawan hingga expatriat," jelas Zenzen kepada media, Jumat (15/8/2025). 

Meningkatnya belanja masyarakat juga didorong oleh dibukanya mal baru di Bali pada 2025. Zenzen menjelaskan masyarakat Bali dan wisatawan biasanya akan banyak mendatangi mal baru untuk merasakan pengalaman berbelanja di mall tersebut.

Selain itu, dia mengatakan bakal ada mal baru dibuka, sehingga Zenzen optimis spending power mall di Bali semakin bagus. 

Zenzen tidak khawatir pusat perbelanjaan baru akan mendatangkan kompetitor bagi mall lainnya. Pasalnya, kata dia, mall di Bali tidak perlu bersaing.

"Setiap mal punya segmen berbeda, ada yang memang segmennya wisatawan, ada yang segmennya campuran antara wisatawan dan lokal, ada memang segmennya kuat di lokal saja, jadi tidak perlu bersaing," kata Zenzen. 

APPBI juga menargetkan belanja di mall meningkat 15%-20% melalui event Indonesia Shopping Festival (ISF) yang digelar pada 14-24 Agustus 2025. Untuk menarik minat masyarakat berkunjung dan berbelanja selama acara, mal menawarkan diskon hingga 80%. 

Event ini juga dalam rangka memeriahkan hari ulang tahun Provinsi Bali yang ke 67 dan HUT RI ke-80. Zenzen menjelaskan di event ini juga APPBI menggandeng UMKM lokal agar bisa menawarkan produk unggulan mereka. 

Sementara itu, Gubernur Bali, Wayan Koster saat membuka event ISF, menjelaskan mall memberi dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Bali. Dengan adanya investasi mall di Bali wisatawan banyak berbelanja dan membuka lapangan kerja bagi warga Bali. 

Gubernur Koster juga mendukung penuh pelaksanaan ISF 2025 sebagai upaya mengembangkan potensi perdagangan, industri, pariwisata, serta ekonomi kreatif di Bali.

“Saya melihat kunjungan ke mall cukup bagus, ini menandakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi hingga 5,95% di kuartal II/2025 memang sesuai dengan realita di lapangan,” kata Koster.

Koster menjelaskan pertumbuhan ekonomi 5,95% (YoY) merupakan pertumbuhan tertinggi pasca pandemi, hal ini didukung oleh meningkatnya kunjungan wisman yang sudah di angka 3,2 juta dan 10 juta kunjungan wisatawan domestik, Ia memproyeksikan hingga akhir 2025 kunjungan wisman bisa tembus 7 juta orang. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro