Bisnis.com, DENPASAR – Kredit perbankan di Nusa Tenggara Barat hingga September 2022 mencapai Rp58,57 triliun atau tumbuh 6,63 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTB mencatat realisasi kredit masih didominasi oleh Bank Umum, sedangkan realisasi kredit dari BPR hingga September 2022 Rp2,1 triliun dari keseluruhan kredit yang disalurkan di NTB. Pertumbuhan kredit BPR mencapai 14,07 persen (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan kredit BPR secara nasional yang tercatat 11,01 persen.
Secara keseluruhan Bank Umum maupun BPR telah menyalurkan kredit ke 526.473 debitur.
Kepala OJK NTB, Rico Rinaldy menjelaskan jika dilihat dari jenis kredit, penyaluran kredit terbesar ke modal kerja, kemudian investasi dan konsumsi. Sedangkan jika dilihat dari lapangan usaha, sektor bukan lapangan usaha atau konsumsi masih mendominasi kredit perbankan di NTB.
“Penyaluran kredit ke sektor bukan lapangan usaha hingga September Rp26,1 triliun, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan besar dan eceran Rp11,2 triliun, pertambangan dan penggalian Rp11,1 triliun, pertanian Rp4,2 triliun dan konstruksi Rp1,3 triliun. Lima sektor tersebut menjadi penerima kredit tertinggi,” jelas Rico melalui keterangan resminya, Jumat (18/11/2022).
OJK juga mencatat penyaluran kredit tertinggi masih berada di Kota Mataram dengan nilai Rp36,4 triliun, kemudian diikuti oleh Kabupaten Sumbawa Rp5,4 triliun, Kota Bima Rp4,2 triliun, Lombok Timur Rp3,7 triliun, dan Lombok Tengah Rp3,2 triliun.
Baca Juga
Sementara itu Dana Pihak Ketiga (DPK) atau simpanan di Bank Umum dan BPR Rp43,1 triliun atau tumbuh 19,32 persen (yoy). Pertumbuhan simpanan di NTB lebih tinggi dari nasional yang tumbuh 6,82 persen pada periode yang sama. Rico menjelaskan pertumbuhan simpanan tersebut didorong oleh semakin membaiknya pendapatan masyarakat sehingga bisa menabung.
Non Performing Loan (NPL) di Perbankan NTB masih terjaga dengan baik di angka 2,17 persen, lebih rendah dari NPL di tingkat nasional yang mencapai 2,89 persen. Jumlah debitur bermasalah di NTB 27.196. (C211)