Bisnis.com, DENPASAR – Simpanan atau tabungan nasabah di Bank Pembangunan Daerah Bali (BPD) Bali tumbuh 15 persen hingga September 2022 seiring dengan membaiknya pendapatan dan ekonomi Bali pasca pandemi Covid-19.
BPD Bali mencatat nilai tabungan hingga September 2022 mencapai Rp11,2 triliun, sekaligus mendominasi Dana Pihak Ketiga (DPK) di BPD Bali dibandingkan simpanan jenis lainnya seperti deposito dan giro.
Direktur Utama BPD Bali, I Nyoman Sudharma, menjelaskan tabungan di BPD Bali didominasi oleh tabungan nasabah ritel yang mulai bergeliat pada 2022.
“Tumbuhnya tabungan nasabah paling besar dari ritel, faktor pendukungnya pertama ekonomi Bali mulai bergeliat, sehingga pendapatan masyarakat mulai membaik dari sebelumnya dan masyarakat bisa menyimpan sebagian dari pendapatannya untuk jangka panjang,” jelas Nyoman Sudharma kepada Bisnis, Selasa (25/10/2022).
Faktor yang membuat simpanan di BPD Bali meningkat karena mobile banking BPD Bali semakin baik dan semakin banyak digunakan oleh masyarakat Bali, sehingga untuk menabung tidak perlu harus ke kantor BPD Bali.
Menurut Sudharma, BPD Bali memang lebih fokus menyasar nasabah ritel dari pada nasabah korporasi sesuai karena mayoritas pelaku usaha di Bali merupakan kalangan UMKM, bukan korporasi besar. Meskipun menyasar nasabah ritel, Sudharma menjamin pertumbuhan tabungan BPD Bali merupakan pertumbuhan yang berkualitas.
Selain itu, melihat tren penggunaan mobile banking yang semakin meningkat, BPD Bali terus melakukan inovasi digital dengan menambah layanan di mobile banking seperti menyediakan layanan BI Fast, dan menyediakan menu pembayaran uang semester atau SPP bagi mahasiswa Universitas Udayana.
“Kami berusaha memenuhi setiap regulasi dari Bank Indonesia seperti BI Fast, BI Cross border yang sekarang sudah berjalan dengan Thailand. Kami juga mendekatkan diri dengan generasi milenial seperti mahasiswa melalui penyediaan menu pembayaran SPP untuk mahasiswa,” kata Sudharma. (C211)