Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi Bali 5,95% tapi Dianggap Belum Berkualitas, Ini Alasannya

Ekonomi Bali tumbuh 5,95% pada kuartal II/2025. Pemerintah perlu fokus pada pemerataan, diversifikasi pariwisata, dan penguatan sektor produktif diperlukan.
Wisata Tabanan. / Pemprov Bali
Wisata Tabanan. / Pemprov Bali

Bisnis.com, DENPASAR — Pertumbuhan ekonomi Bali kuartal II/2025 yang mencapai 5,95% dinilai belum sepenuhnya berkualitas karena dampaknya belum dirasakan oleh seluruh masyarakat Pulau Dewata

Ekonom Universitas Pendidikan Nasional Ida Bagus Raka Suardana menjelaskan sebagian besar keuntungan ekonomi masih terkonsentrasi pada pelaku besar di sektor pariwisata, sedangkan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), tenaga kerja informal, dan masyarakat di luar wilayah destinasi utama belum sepenuhnya merasakan manfaat langsung.

"Indikator ketimpangan dan kemiskinan pun belum menunjukkan penurunan yang signifikan. Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang berbasis konsumsi wisata juga belum cukup mendorong sektor-sektor produktif lain seperti pertanian, industri pengolahan lokal, dan ekonomi kreatif berbasis desa," jelas Suardana saat dikonfirmasi, Selasa (6/8/2025). 

Menurut Suardana, kualitas pertumbuhan ekonomi menjadi penting untuk dibahas, mengingat tujuan pembangunan Bali tidak hanya pada angka pertumbuhan semata, melainkan juga pada pemerataan, keberlanjutan, dan keseimbangan antara sektor ekonomi, sosial, dan lingkungan. 

"Oleh karena itu, perlu strategi lanjutan agar pertumbuhan ekonomi yang tercipta tidak hanya tinggi secara angka, tetapi juga berdampak nyata terhadap peningkatan pendapatan, kesempatan kerja, dan kesejahteraan masyarakat Bali secara merata," ujar Suardana. 

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja menjelaskan untuk menciptakan ekonomi yang lebih inklusif diperlukan diversifikasi menuju wellness tourism, serta penguatan kegiatan MICE. 

Kemudian diperlukan strategi untuk mendorong peningkatan produktivitas sektor pertanian dan hilirisasi guna mendukung swasembada pangan juga perlu terus diperkuat.

Selain itu, pengendalian inflasi melalui sinergi strategis Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) juga perlu diperkuat, melalui dukungan ekosistem ketahanan hulu-hilir, efisiensi distribusi komoditas pangan strategis, penguatan data neraca pangan dan kerjasama antar daerah. 

"Melalui kolaborasi dan sinergi yang berkelanjutan dengan pemerintah pusat dan daerah, pelaku ekonomi, serta berbagai pemangku kepentingan, Bank Indonesia berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Bali yang hijau, tangguh, dan sejahtera. Sinergi strategis tersebut diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Bali yang inklusif dan berkesinambungan, serta meningkatkan daya saing perekonomian baik di skala nasional maupun global," kata Erwin.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro