Bisnis.com, DENPASAR – Nilai transaksi saham di Nusa Tenggara Barat pada Juli 2022 mencapai Rp447 miliar atau tumbuh 7,62 jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021. Pertumbuhan transaksi saham di NTB lebih baik jika dibandingkan dengan nasional yang terkontraksi 4,1 persen.
Nilai kepemilikan saham di NTB pada Juli 2022 mencapai Rp821 miliar, nilai tersebut melonjak 154 persen dibandingkan Juli 2021. Naiknya kepemilikan saham seiring dengan tumbuhnya jumlah investor saham di NTB yang mencapai 32.336 investor atau tumbuh 80,28 persen (yoy).
Investor reksadana juga tumbuh 92,85 persen (yoy) dengan jumlah 78.037 investor. Masyarakat NTB juga semakin berminat berinvestasi di Surat Berharga Negara (SBN), terlihat dari investor SBN pada Juli 2022 mencapai 2.699 investor atau tumbuh 36,6 persen.
Kepala OJK NTB, Rico Rinaldy menjelaskan investasi di pasar modal menjadi salah satu pilihan yang bisa diambil oleh masyarakat daripada terjebak di investasi ilegal yang menjanjikan modal yang tidak wajar.
“Pertumbuhan pasar modal di NTB menunjukkan tren positif, baik dari segi investor, nilai transaksi saham terus tumbuh,” jelas Rico dalam siaran pers dikutip, Minggu (25/9/2022).
Selain itu, pembiayaan modal ventura juga tumbuh di NTB dengan nilai Rp181 miliar, kemudian investasi dana pensiun hingga Juli mencapai Rp226 miliar atau tumbuh 1,92 persen. Aset dana pensiun di NTB juga tercatat tumbuh 1,1 persen dengan nilai aset Rp235 miliar.
Baca Juga
OJK juga meminta masyarakat untuk mewaspadai serangan social engineering (soceng) yang marak terjadi, langkah menghindarinya dengan menjaga kerahasiaan pribadi, tidak mengunggah data pribadi di media sosial.
“Waspadai oknum yang mengaku petugas bank yang menanyakan identitas pribadi, cek keaslian medsos, alamat, dan website bank tersebut,” ujar Rico. (C211)