Bisnis.com, DENPASAR – Transaksi nasabah melalui mobile banking di Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali pada 2022 meningkat 5,3 persen jika dibandingkan dengan transaksi pada 2021 (YtD).
Hingga Juli 2022, transaksi melalui Mobile Banking di BPD Bali sejumlah 33,35 persen dari keseluruhan volume transaksi. Volume transaksi melalui mobile banking semakin mendekati volume transaksi melalui ATM yang masih tertinggi dengan persentase 39,9 persen. Transaksi melalui ATM di BPD Bali sendiri pada 2022 turun 3,3 persen jika dibandingkan pada 2021.
Dalam empat tahun terakhir, volume transaksi melalui mobile banking terus tumbuh seiring dengan percepatan digitalisasi yang dilakukan oleh BPD Bali. Pada 2019, volume transaksi dengan mobile banking hanya 17,49 persen, kemudian meningkat di 2020 menjadi 22,29 persen, dan meningkat lagi pada 2021 menjadi 28,05 persen. Sedangkan volume transaksi melalui ATM selama empat tahun terakhir terus menurun, dari 50,6 persen pada 2019 turun menjadi 39,9 persen pada 2022.
Selain itu, hingga Juli 2022 volume transaksi melalui Internet Banking dan Internet Banking Business (IBB) di BPD Bali tercatat hanya 2,15 persen, volume transaksi QRIS 6.08 persen, dan transaksi melalui teller 18,52 persen.
Direktur Utama Bank BPD Bali, I Nyoman Sudharma, menjelaskan BPD Bali sedang melakukan digitalisasi transaksi perbankan, melalui akselerasi penggunaan mobile banking, QRIS dan Balipay, termasuk juga penyediaan BI Fast.
“Penguatan sistem digital BPD Bali merupakan langkah untuk menjawab kebutuhan nasabah, yang semakin banyak membutuhkan mobile banking, dan fasilitas transaksi digital lainnya, hal ini sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia untuk percepatan digitalisasi,” jelas Sudharma, Selasa (9/8/2022).
Baca Juga
Melalui mobile bankingnya, bank BPD Bali telah menyediakan berbagai kanal pembayaran seperti QRIS, Balipay yang bisa digunakan nasabah untuk berbagai transaksi seperti pembayaran parkir, tiket masuk ke destinasi wisata, transportasi publik, hingga kontribusi pelayanan budaya.
Menurut Sudharma, hadirnya BI Fast juga turut meningkatkan penggunaan mobile banking, dengan biaya transfer yang lebih murah, membuat nasabah bermigrasi dari yanga awalnya menggunakan ATM dan mobile banking. “Adanya BI Fast ini membuat penggunaan ATM semakin menurun, dan mobile banking meningkat,” kata Sudharma. (C211)