Bisnis.com, MATARAM - Harga bawang merah di Kabupaten Bima anjlok menjadi Rp5.000 per kg membuat petani gerah dan sempat mendatangi kantor Bupati Bima untuk melakukan protes.
Anjloknya harga bawang merah disebabkan oleh kelebihan stok di NTB pasca panen bawang. Terdapat 8.000 ton bawang petani di Bima yang belum terserap oleh pasar yang menyebabkan kerugian di petani.
Kementerian Perdagangan melalui Dirjen Perdagangan Oke Nurwan turun langsung ke Bima untuk mencari solusi anjloknya harga bawang merah di Bima.
Kepala Dinas Perdagangan NTB Fathurrahman menjelaskan solusi yang ditawarkan oleh Dirjen Perdagangan dengan mencari peluang pasar di daerah yang membutuhkan bawang.
"Hasil rapat bersama kemarin, Dirjen Perdagangan memetakan ada 4 provinsi yang membutuhkan bawang merah, seperti Papua, Papua Barat, Maluku, dan Halmahera Maluku Utara. Jadi empat provinsi menjadi pasar potensial karena saat ini membutuhkan bawang. Hari ini masih berlangsung koordinasi lebih detail," jelas Fathurrahman kepada Bisnis, Selasa (23/11/2021).
Pemerintah akan memfasilitasi pertemuan business to business (btb) antara petani maupun penyuplai bawang di Bima dengan buyer empat daerah tersebut melalui pertemuan zoom meeting.
Baca Juga
"Saat zoom kedua pihak akan membahas harga, jenis bawang merah yang dibutuhkan oleh buyer, ketersediaan stok. Intinya kami berharap semoga bisa terserap agar petani tidak rugi," kata dia.
Selain itu, untuk memudahkan transportasi, pemerintah akan memberikan subsidi biaya transportasi dari Bima ke daerah tujuan pengiriman bawang, sehingga petani tidak lagi dibebani dengan biaya pengiriman.
"Pemprov akan menyubsidi biaya transportasi ke daerah pengiriman bawang kalau transaksi terjadi dengan empat daerah tersebut," ungkap dia.
Sebagai informasi, Kabupaten Bima merupakan produsen bawang merah di NTB. Selain untuk memenuhi kebutuhan di NTB, bawang merah Bima biasanya dikirim ke pulau Bali dan Jawa. Panen raya yang merata di pulau Jawa hingga NTB membuat bawang Bima tidak terserap dan harganya menjadi anjlok. (K48)