Bisnis.com, MATARAM - Petani bawang di Desa Anyar, Bayan, Kabupaten Lombok Utara memulai penanaman bawang merah dengan menggunakan pupuk organik di bawah pembinaan Bank Indonesia Nusa Tenggara Barat.
Penanaman demplot kluster bawang merah dilakukan di atas lahan 70 are. Sebelum memulai penanaman, tujuh orang petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Baro Empat terlebih dahulu mendapat pelatihan dari ahli pertanian organik dan akan didampingi selama tiga tahun oleh BI NTB.
Kepala BI NTB Heru Saptaji menjelaskan pertanian organik diharapkan mampu meningkatkan produksi bawang merah petani sehingga berdampak terhadap meningkatnya kesejahteraan petani di Desa Anyar.
"Kami mulai dengan satu kelompok dengan 7 orang petani, kami harapkan berhasil dan menular ke petani lainnya di Bayan. Dengan sistem organik kami harap ada peningkatan produksi, dari awalnya 8 ton per hektare, nanti bisa 14 ton per hektare," jelas Heru, Selasa (5/10/2021).
Selain pendampingan, BI NTB juga menyiapkan akses pasar sehingga pasca panen, bawang merah tersebut bisa langsung diserap oleh pembeli. "Kami siapkan dari hulu hingga hilir, sehingga bawang merah petani bisa terserap oleh pasar," ujar Heru.
Upaya peningkatan produksi bawang merah di NTB dilakukan sebagai bagian dari langkah mengatasi masalah Volatile Food Inflation (VFI) NTB yang berada di atas 5 persen. VFI disumbangkan oleh komoditas bawang merah, cabai merah, telur.
Baca Juga
"Volatile food selalu menjadi masalah sejak lima tahun terkahir, kami selaku bank sentral berusaha kedepannya VFI bisa diperkecil dengan suplai komoditas antar daerah," jelas Heru.
BI NTB juga melakukan pembinaan di kluster ayam telur ras dan kluster penggemukan sapi di Lombok Utara. Dengan pendampingan yang dilakukan ditargetkan stabilitas harga dan stok pangan di NTB bisa terjaga.
Bupati Lombok Utara Djohan Syamsu berharap terobosan yang dilakukan BI NTB bisa berdampak positif bagi petani dan mempengaruhi petani untuk beralih ke pertanian organik. "Kami berharap generasi milenial mau menggarap sektor pertanian, agar pertanian di Lombok Utara memiliki masa depan. Pertanian menjadi andalan perekonomian di tengah pandemi Covid-19," jelas Djohan.
Salah satu petani bawang merah Rainom menjelaskan dengan beralih ke pertanian organik, kelangkaan pupuk kimia tidak akan menjadi masalah lagi. "Selama ini kami bergantung terhadap pupuk kimia, sebelumnya jika terjadi kelangkaan pupuk kami sangat dirugikan, sekarang setelah beralih ke organik hal tersebut tidak menjadi masalah," jelas Rainom. (K48)