Bisnis.com, DENPASAR – Bank Indonesia mendorong perbankan agar mengoptimalkan pembiayaan ke sektor yang potensial untuk menggenjot perekonomian dan membuka lebih banyak lapangan kerja di Bali.
Deputi Direktur Bank Indonesia Perwakilan Bali, Andy Setyo Biwado, menjelaskan penyaluran kredit di Bali melambat dengan tumbuh 4,31% Year-on-Year (YoY), lebih rendah dibandingkan triwulan I 2025 (5,89%).
Perlambatan disebabkan oleh kredit modal kerja yang terkontraksi -1,91%. Perlambatan penyaluran kredit di Bali tersebut sejalan dengan pertumbuhan kredit secara nasional.
Sementara itu, Non-Performing Loan (NPL) kredit di Bali stabil dan di bawah rentang 5%, begitu juga Loan at Risk (LAR) yang secara total di bawah 20%.
Di sisi lain, LAR Akomodasi, Makan, dan Minum (Akmamin) Bali relatif masih cukup tinggi namun telah menunjukkan tren penurunan sebagai dampak pemulihan pandemi Covid-19.
Melihat tren tersebut, Bank Indonesia mendorong penyaluran pembiayaan ke sejumlah sektor produktif seperti ke sektor akmamin.
Baca Juga
"Di sektor akmamin pembiayaan ke lapangan usaha penyediaan akomodasi seperti villa dan kos-kosan, homestay, guest house sangat potensial. Kemudian ke lapangan usaha penyediaan makan-minum seperti jasa katering dan restoran,” kata Andy dikutip Senin (18/8/2025).
Kemudian di sektor transportasi dan pergudangan, yang masih berpotensi digenjot pembiayaannya yakni lapangan usaha konsultasi pariwisata atau travel agent, kemudian angkutan penyeberangan (kapal roro), angkutan laut (yacht, speed boat) dan angkutan darat.
Bank juga didorong membiayai sektor ekonomi kreatif, seperti pembiayaan ke kesenian, hiburan, rekreasi (museum, perpustakaan, kegiatan budaya). Kemudian ke usaha produksi dan distribusi film, video, digital content termasuk perorangan/kelompok.
Di sektor pertanian yang masih membutuhkan pembiayaan atau kredit yakni usaha perikanan budidaya (udang) dan pertanian hortikultura.
Sektor perdagangan yang perlu digenjot antara lain perdagangan cokelat, tembakau, beras. Kemudian di industri pengolahan yang perlu diberikan stimulus yakni industri kecap, pengolahan ikan, pengolahan beras dan jagung.
Sektor perumahan juga berpotensi untuk terus dibiayai terutama untuk segmen rumah komersil dan pembiayaan untuk renovasi rumah.
Bank Indonesia juga mendorong edukasi & literasi agar pelaku usaha memperbarui data kredit (SLIK OJK) dan mengajukan kredit produktif.
Selain itu juga mendorong keanggotaan pelaku usaha dalam asosiasi terkait, mengembangkan ekosistem bisnis pariwisata & transportasi (travel agent, kapal wisata, penyeberangan, angkutan darat), dan inovasi pembiayaan transportasi laut untuk menekan bunga kredit.