Bisnis.com, DENPASAR - Bank Pembangunan Daerah Bali mencatat kinerja positif dengan nilai aset Rp26,8 pada periode Januari - Juni 2021 atau tumbuh 6,34 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy).
Direktur Utama BPD Bali I Nyoman Sudharma mengatakan pandemi Covid-19 memberikan banyak pelajaran berharga, karena dalam terpuruknya kondisi pariwisata. Bank BPD Bali berupaya keras untuk beradaptasi secara cepat menghadapi perubahan arah bisnis perbankan.
"Di 2020 Bank BPD Bali mencatatkan penghargaan di berbagai bidang khususnya terkait penyaluran UMKM, seperti penghargaan dari Bank Indonesia dan penghargaan dari Ditjen Perbendaharaan sebagai Bank Penyalur KUR Terbaik III se-Bali," kata dia dalam perayaan HUT ke-59 BPD Bali di Art Center Denpasar, Sabtu (5/6/2021).
Dari kinerja keuangan, Bank BPD Bali di 2020 berhasil mencatatkan laba sebesar Rp521,8 miliar dengan pembagian dividen sebesar Rp469,6 miliar. Pencapaian ini tentunya didukung dengan berbagai program percepatan digitalisasi Bank BPD Bali yang telah dirintis dalam beberapa tahun terakhir.
Mulai dari digitalisasi proses bisnis pada Pemerintah Daerah melalui E-Bansos, E-Ticketing, E-Retribusi, Pembayaran Pajak Daerah Online dan Pembayaran Samsat dengan Virtual Account. Kemudian, digitalisasi proses bisnis pada Rumah Sakit melalui pembayaran tagihan rumah sakit secara online sampai pada digitalisasi proses bisnis lainnya.
Lebih lanjut, pada Mei 2021, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Rp377 miliar atau mencapai 161.99 persen dari target, sehingga total penyaluran KUR Bank BPD Bali sejak ditetapkan menjadi Bank Penyalur KUR menjadi sebesar Rp3.11 Triliun.
Baca Juga
Restrukturisasi kredit diberikan kepada 11.361 debitur dengan nominal Rp2,56 triliun, sehingga diharapkan dapat memberikan ruang bagi debitur yang usahanya terdampak pandemi Covid-19 untuk dapat tetap bertahan.
Kemudian, penyaluran subsidi tambahan bunga KUR sejak Mei 2020 diberikan kepada 12.060 debitur dengan nominal Rp43,7 miliar. Penyaluran subsidi bunga kredit UMKM Non KUR diberikan kepada 5.394 debitur dengan nominal subsidi Rp16 miliar. Selanjutnya, penyaluran kredit kepada UMKM dengan penjaminan dari Pemerintah senilai Rp17 miliar.
Penyaluran Penempatan Uang Negara (PUN) tahap I pada periode Agustus 2020 – Februari 2021 dengan total Rp2,5 miliar kepada 13.150 debitur atau sebesar 185,11 persen dari target Rp1,4 miliar.
Penyaluran PUN tahap II periode Februari – Agustus 2021 dengan total realisasi Rp1,4 miliar kepada 8.429 debitur, mencapai 169,61 persen dari target Rp840 miliar.
"Untuk penyaluran kredit kepada korporasi dengan penjaminan dari Pemerintah yang saat ini telah dilaksanakan penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)," tambahnya.