Bisnis.com, DENPASAR - Pemerintah Provinsi Bali berharap pembukaan pariwisata internasional pada Juli 2021 tidak ditunda lagi.
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace mengatakan pembukaan pariwisata di Pulau Dewata menjadi hal yang ditunggu-tunggu setelah satu tahun lebih terimbas Covid-19. Karena jika Juli mendatang kembali dilakukan penundaan, akan muncul kekecewaan mendalam bagi masyarakat.
"Kita lihat saja dari angka Covid-19 di Bali sudah dua digit, artinya semua pelaku terkait sudah bekerja keras. Andaikata tidak jadi Juli dibuka, tidak bisa dibayangkan bagaimana kekecewaan masyarakat Bali," kata dia di Quest Hotel Denpasar, Jumat (4/6/2021).
Lebih lanjut, untuk menghindari munculnya rasa kecewa masyarakat karena adanya kemungkinan penundaan pembukaan pariwisata. Sehingga satu minggu ke depan, Pemprov Bali beserta seluruh stakeholder terkait akan melakukan diskusi dengan pemerintah pusat mengenai kepastian pembukaan pariwisata.
Terlebih lagi, semua kriteria sudah dipenuhi oleh Bali, termasuk dari segi vaksinasi yang saat ini sudah mencapai 50 persen, adanya sertifikat protokol kesehatan (prokes), ketaatan masyarakat Bali melaksanakan Prokes tertinggi di Indonesia, dan kasus Covid-19 yang menunjukan tren penurunan.
"Hal ini menjadi pemicu untuk saya berbicara dengan pusat, jangan sampai sudah berusaha membuka pariwisata kembali kecewa. Minggu depan sama akan diskusi dengan beberapa asosiasi, dengan para menteri," jelasnya.
Baca Juga
Isu penundaan ini digaungkan kembali oleh Cok Ace, karena pembukaan pariwisata internasional yang rencananya menggunakan konsep travel bubble akan lebih sulit dilakukan. Seperti negara yang akan diajak bekerja sama, yakni Belanda dan Singapura masih menutup border hingga saat ini.
"Pembukaan pariwisata dengan konsep travel bubble ini rencananya dengan negara Belanda serta Singapura, hanya saja tidak bisa dalam waktu dekat karena border mereka masih ditutup," tuturnya.