Bisnis.com, DENPASAR - PT Bank Pembangunan Daerah Bali terus mendorong digitalisasi pasar tradisional di Bali dengan menyediakan layanan e-retribusi dan penerapan Quick Response Code Indonesian Standard. Teranyar, bank dengan aset terbesar di Bali tersebut memfasilitasi layanan digitalisasi Pasar Banyuasri, Buleleng.
Pasar yang baru saja direnovasi dan diresmikan pada 30 Maret 2021 tersebut, mengadopsi pemasaran yang memanfaatkan platform marketplace, pemesanan barang ke pedagang yang dapat dilakukan melalui aplikasi mobile, hingga pembayaran yang menggunakan standar nasional kode respons cepat atau Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS).
Dalam penerapan transaksi digital, PT Bank Pembangunan Daerah Bali menjadi Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) yang memfasilitasi layanan QRIS di Pasar Banyuasri. Sebelumnya, BPD Bali telah memiliki 29 pasar tradisional yang terlayani layanan nirsentuh.
Direktur Utama BPD Bali I Nyoman Sudharma mengatakan pihaknya juga bekerja sama dengan sejumlah market place untuk mendukung UMKM yang menjadi nasabah perseroan untuk mengembangkan usaha. Teranyar, BPD Bali baru saja bekerja sama dengan PT Gojek Indonesia (Gojek) sehingga bisa mendorong promosi produk-produk UMKM.
"Kita juga di seluruh kantor cabang membuka stand UMKM, setiap minggu kita ganti UMKM yang bisa promosi dan ajari digitalisasi, penjualan jadi tidak hanya lokal tetapi bisa juga secara nasional bahkan ke luar negeri," katanya, Jumat (2/4/2021).
Direktur Operasional BPD Bali Ida Bagus Gede Setia Yasa mengatakan Pasar Banyuasari menjadi pasar ke-30 yang difasilitasi layanan nirsentuh. Transaksi nirsentuh di pasar tradisional saat ini baru difokuskan pada pembayaran retribusi (e-retribusi).
Baca Juga
Sementara itu, untuk transaksi perdagangan dengan menggunakan QRIS belum dilakukan semua pedagang pasar tradisional.
"Untuk data merchant [dengan QRIS] di Pasar belum banyak di luar Denpasar, karena kendala sinyal dan edukasi pedagang dan pembeli dan mesti kita gandeng marketplace juga biar efektif dan tidak terjadi tatap muka," ujarnya.
Gusde Setiayasa menilai edukasi dan permasalahan jaringan masih menjadi kendala penerapan transaksi QRIS di pasar tradisional. Selain itu, sosialisasi layanan QRIS di pasar-pasar luar Denpasar juga terkendala pandemi Covid-19.
Meskipun demikian, BPD Bali menargetkan seluruh kantor cabang BPD Bali memfasilitasi pasar-pasar tradisional untuk menerapkan digitaliasi. Masing-masing kantor cabang BPD Bali saat ini telah melakukan pemetaan potensi digitalisasi ke pasar tradisonal.
"Sangat diperlukan kesadaran pengelola dan kesiapan mereka juga karena dibutuhkan data yang sudah valid, apalagi dalam digitalisasi retribusi pasar," sebutnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan digitalisasi menjadi salah satu cara terbaik untuk terus mendorong roda ekonomi di sektor perdagangan termasuk pasar-pasar tradisional agar tetap berputar. Pasar Banyuasri yang baru saja di revitalisasi menjadi pasar modern ini, mengimplementasikan e-retribusi, e-parking dan cara pembayaran nontunai berbasis QRIS oleh BPD Bali hingga pemanfaatan online platform dan fasilitas kurir daring bekerjasama dengan Gojek.
"Inovasi layanan-layanan ini semuanya mendukung social dan physical distancing karena memfasilitasi transaksi dengan tatap muka tanpa kontak fisik untuk pedagang dan transaksi tanpa tatap muka dengan QRIS TTM untuk pembeli, semua dapat dilakukan hanya menggunakan smartphone," sebutnya.
Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan masyarakat dapat mendukung digitalisasi Pasar Banyuasri dengan berbelanja secara digital, layaknya di supermarket. Dengan begitu, pasar dapat menjadi destinasi wisata dengan transaksi digital yang difasilitasi BPD Bali.
"Unsur-unsur modernisasi inilah yang dapat diterapkan di setiap lini sehingga menjadi pola hidup," katanya.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengatakan digitalisasi pasar terwujud lewat kolaborasi berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, Bank Indonesia Provinsi Bali, PT BPD Bali, dan PT Gojek Indonesia (Go-jek). Digitalisasi diharapkan dapat memberikan dampak positif pada kelancaran penyediaan keburuhan masyrakat di tengah pandemi.
"Komitmen bersama ini kami lakukan sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing pedagang pasar di Kabupaten Buleleng agar dapat bertahan di tengah pandemi," katanya.