Bisnis.com, DENPASAR — Pemerintah Kota Denpasar menilai rencana pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan di Sanur, Denpasar, Bali untuk kalangan wisatawan usia lanjut atau lansia membutuhkan perencanaan yang matang terutama dari sisi penataan fasilitas penunjang.
Kepala Dinas Pariwisata Denpasar A. Dezire Mulyani menuturkan pihaknya sudah memiliki rencana untuk menata kawasan Sanur yang dimulai dengan pembangunan pelabuhan Sanur. Namun khusus mengenai rencana pembangunan kawasan wisata kesehatan bagi lansia dirasa perlu adanya perencanaan yang lebih matang lagi, karena kebutuhannya berbeda dengan wisatawan milenial.
“Kalau berbicara lansia kan harus ada fasilitas tambahan seperti pegangan handle tembok dinding, landscape yang mendukung, dan kebutuhan lain yang nyaman bagi para lansia. Selanjutnya mengenai rencana dari Menteri BUMN ini baru akan kami rapatkan lagi,” tuturnya kepada Bisnis, Jumat (5/3/2021).
Dezine menjelaskan, jika rencana ini dapat terealisasi akan mampu menarik minat wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke Ibu Kota Pulau Bali ini. Terlebih lagi, penataan sepanjang pantai Sanur sedang dalam tahap perencanaan, sehingga diharapkan dapat menambah daya tarik Denpasar.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Denpasar IB Sidharta mengatakan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) fasilitas kesehatan di Sanur rencananya menggunakan area Inna Grand Bali Beach dengan luas sekitar 40 hektare.
Menurutnya, kawasan ini bukan hanya diperuntukan bagi wisatawan yang sudah lansia, tapi dari semua umur termasuk dari market millenial.
Baca Juga
“Dalam membangun pariwisata Sanur, market milenial juga harus didorong jangan lansia saja. Fasilitas ini menjadi nilai tambah untuk destinasi Sanur yang merupakan salah satu pionir pariwisata Bali,” kata dia.
Sebelumnya dikutip dari laman Bisnis pada Rabu, (3/3), Menteri BUMN Erick Thohir mengaku ingin mengembangkan wilayah Sanur, Bali, menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan khususnya untuk kalangan lanjut usia.
Menurut Erick, pemerintah melihat potensi yang melimpah di Sanur sebagai tujuan wisata kesehatan.
"Posisinya berbeda dibandingkan bagian lain di Bali. Kami ingin menarik wisatawan, khususnya para lansia," katanya dalam MNC Group Investor Forum 2021, dikutip dari Antara, Rabu (3/3/2021).
Ia pun menyebut pengesahan UU Cipta Kerja dan telah tersedianya lahan sekitar 41 hektare menjadi poin tambahan untuk segera mengelola kawasan tersebut sebagai destinasi wisata kesehatan.
"Kami menanti potensi sinergi antara pemerintah, BUMN, juga investor lokal dan global," katanya.
Berdasarkan bahan paparan yang disampaikan Erick, dari total 41 hektare lahan yang akan dikembangkan, seluas 21,2 hektare akan dialokasikan sebagai hub wisata kesehatan (health tourism hub) dengan sejumlah fasilitas, di antaranya rumah sakit internasional, ecopark, area komersial, dan pasar seni serta hotel dan sekolah perhotelan.
Pemerintah saat ini gencar mendorong potensi wisata kesehatan atau wisata medis. Pengembangan wisata medis dinilai bisa menjaring wisatawan sekaligus mendorong perbaikan fasilitas kesehatan di Indonesia. Lebih penting lagi, pengembangan wisata medis di dalam negeri diharapkan bisa mengurangi kunjungan masyarakat Indonesia keluar negeri untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.