Bisnis.com, MATARAM – Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) membutuhkan 450 dapur untuk menunjang kebutuhan Program Makan Siang Gratis (MBG).
Sekretaris Daerah NTB, Lalu Gita Ariadi, menjelaskan bahwa NTB saat ini memiliki 10.474 sekolah dengan jumlah murid mencapai Rp1,33 juta yang tersebar di seluruh kabupaten/kota.
Dari kalkulasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB, diperkirakan butuh 450 dapur MBG untuk menjangkau seluruh anak-anak di wilayah tersebut.
"Sehingga kebutuhan dapur diperkirakan sekitar 450 spot. Pembangunan dapur ini sepenuhnya menggunakan dana dari APBN," ucap Lalu Gita Ariadi dalam keterangan pers, Jumat (16/5/2025).
Gita menjelaskan, saat ini Pemprov NTB sedang melakukan pemetaan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai pendirian Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Kriteria dalam pemilihan spesifikasi lahan yang harus disiapkan pemerintah daerah yaitu memiliki luas lahan 800 m2 hingga 1.000 m2, lebar dengan minimal 25 meter.
Baca Juga
Status lahan hak pakai, lokasi dekat dengan lingkungan sekolah dan terdapat kurang lebih 3.000 anak sekolah dengan waktu tempuh maksimal 20 menit dari lokasi.
Selanjutnya, kondisi lahan siap bangun, terdapat jaringan listrik PLN, terdapat sumber air tanah atau jaringan PDAM, terdapat akses jalan menuju lahan SPPG dengan lebar minimal 3 meter dan lingkungan harus higienis, tidak berdekatan dengan tempat pembuangan akhir.
BGN memberikan kewenangan untuk daerah memilih lahan yang tepat dan bukan milik instansi atau lembaga, melainkan tanah pribadi.
Dengan adanya program ini diharapkan dapat membangkitkan pengusaha bidang kuliner dan potensi lokal yang ada di daerah untuk peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM).
Staf Ahli Kepala Badan Gizi, Bobby Kusuma menjelaskan pembangunan SPPG dan Dapur Sehat ditargetkan tuntas pada September 2025 mendatang.
Bobby meminta kepada pemerintah daerah, sesegera mungkin memberikan data titik-titik lokasi lahan yang sudah bersertifikat, sehingga tim BGN dapat turun meninjau langsung lokasi tersebut.
"Kami berharap bisa mendapatkan feedback terkait lahan ini paling lambat pada tanggal 30 Mei 2025. Harapannya, pembahasan terkait izin pinjam pakai lahan di NTB sudah selesai semuanya," kata Bobby.