Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Serap 153.333 Ton, Stok Beras NTB Aman Hingga 17 Bulan

Perum Bulog Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) menyerap 153.333 ton setara beras (Gabah Kering Giling/GKG) dari petani hingga Mei 2025.
Perum Bulog Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) menyerap 153.333 ton setara beras (Gabah Kering Giling/GKG) dari petani hingga Mei 2025 / Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Perum Bulog Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) menyerap 153.333 ton setara beras (Gabah Kering Giling/GKG) dari petani hingga Mei 2025 / Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, MATARAM – Perum Bulog Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) menyerap 153.333 ton setara beras (Gabah Kering Giling/GKG) dari petani hingga Mei 2025. 

Wakil Pimpinan Wilayah Bulog NTB, Musazdin Said, menjelaskan pengadaan beras yang dilakukan Bulog pada 2025 meningkat 200% jika dibandingkan dengan pengadaan pada periode yang sama tahun 2024. 

Agresifnya Bulog menyerap gabah petani tidak lepas dari dorongan pemerintah untuk mengamankan cadangan beras nasional yang ditarget mencapai 3 juta ton.

"Jadi ini merupakan satu pencapaian yang luar biasa karena baru kali ini dalam sejarahnya, Bulog NTB dapat menyerap 153.333 ton setara beras ini, itu hanya dicapai dalam waktu empat sampai lima bulan," kata Musazdin Said kepada media saat meninjau gudang Bulog di Mataram, Jumat (16/5/2025). 

Serapan beras Bulog NTB sudah mencapai 75% dari target 174.000 ton yang ditetapkan. Said optimistis hingga akhir Mei 2025 Bulog bisa mengejar target 100%.

Pasalnya, sejumlah wilayah masih masuk masa panen dan Bulog siap menyerap gabah tersebut dengan harga Rp6.500 per kg sesuai dengan standar harga yang ditetapkan pemerintah. 

Serapan beras terbesar berasal dari Kabupaten Lombok Tengah, kemudian Lombok Timur, Lombok Barat, Pulau Sumbawa, dan Lombok Utara.

Said juga menjelaskan meningkatnya serapan didukung oleh meningkatnya produksi gabah petani karena dukungan dari Kementerian Pertanian. 

"Meningkatnya serapan kami juga banyak dibantu oleh stakeholder terkait yakni dari Pemprov NTB, kemudian Pemkab. Kemudian ada juga dari TNI, mereka melalui Babinsa yang menginformasikan mana wilayah panen, kemudian yang paling mendukung dalam hal ini adalah Tim Satgas kami yang bergerak di lapangan yang melakukan jemput gabah dan kami juga dibantu oleh mitra pangan," tutur Said.

Said juga menjelaskan hingga saat ini pihaknya masih mencari gudang yang representatif untuk menampung serapan Bulog.

Sebab, belum semua hasil serapan masuk ke gudang lantaran sebagian masih di mitra dan sebagian lainnya masih dalam proses penggilingan menjadi beras.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper