Bisnis.com, DENPASAR – Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali berhasil mencatatkan laba bersih Rp270,53 miliar pada kuartal I/2024. Capaian laba tersebut tumbuh hingga 35,96% (yoy) jika dibandingkan dengan laba bersih pada periode sama di 2023 yang senilai Rp198,98 miliar.
Direktur Utama BPD Bali, I Nyoman Sudharma menjelaskan tumbuhnya laba dipacu oleh sejumlah indikator keuangan yang berdampak terhadap semakin membaiknya kinerja perseroan. Hal itu tercermin dari total aset yang berhasil dibukukan pada kuartal I/2024 mencapai Rp35,86 triliun, atau naik 14,53% (yoy), dibandingkan periode sama pada 2023 yang tercatat Rp31,31 triliun.
Peningkatan aset ditopang pula oleh meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap BPD Bali, terlihat dari penempatan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp30,69 triliun, naik 9,80% (yoy), dibandingkan akhir 2023 senilai Rp27,95 triliun. Adapun keseluruhan DPK itu terdiri dari Giro Rp6,06 triliun, Tabungan Rp15,23 triliun, dan deposito Rp9,40 triliun dengan rasio CASA sebesar 69,37% (yoy).
“Capaian yang tercermin dari indikator keuangan ini memberi bukti bahwa Bank BPD Bali masih menjadi bank yang dipercaya oleh masyarakat Bali dalam berbagai aspek kegiatan sehari-hari,” jelas Sudharma kepada media, Jumat (26/4/2024).
Menurutnya, membaiknya sektor industri pariwisata berdampak terhadap perekonomian Bali secara keseluruhan dan memberi dampak signifikan bagi entitas yang sahamnya dimiliki oleh seluruh pemerintah daerah di Pulau Dewata ini. Kepercayaan tersebut yang dijaga dengan sangat baik oleh manajemen dibuktikan dari rasio-rasio keuangan yang tetap terjaga.
Hal ini dibuktikan dari tingkat NPL gross yang terjaga di angka 1,30%, Return of Asset (ROA) 3,75%, Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) 64,39%, Loan to Deposit Ratio (LDR) 69,69%. Bank BPD Bali juga tetap berhasil menjaga tingkat permodalan sesuai ketentuan dari regulator dengan modal inti sebesar Rp3,79 triliun.
Baca Juga
Sudharma menyebut optimisme kinerja perseroan akan terus membaik hingga akhir tahun 2024. Menurutnya, capaian di awal tahun menjadi salah satu tolak ukur bagi jajaran manajemen untuk terus meningkatkan kinerja demi mendorong membaiknya perekonomian Bali. Dengan tetap berupaya meningkatkan pembiayaan untuk pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) lokal Bali.
BPD Bali melakukan segmentasi penerima KUR, di antaranya sektor prioritas UMKM pertanian dan peningkatan digitalisasi yang mempercepat penilaian terhadap debitur. Tahun 2024, Bank BPD Bali menargetkan penyaluran KUR sebesar Rp1,8 triliun.
Selain KUR, BPD Bali juga berinovasi melalui Kredit Usaha Untuk Sejahtera, Unggul dan Maju (Kredit Kusuma), dan Kredit Usaha Untuk Sejahtera, Unggul dan Maju untuk Masyarakat Bali (Kusuma Sari).
Kusuma menjadi solusi ketika limit KUR sudah habis atau UMKM ingin mendapatkan plafon yang lebih tinggi dari KUR. Bank BPD Bali mencatat porsi kredit UMKM sudah mencapai 48% atau melampaui target dari Bank Indonesia untuk perbankan hingga Desember 2024 minimal sebesar 30%.