Bisnis.com, DENPASAR – Realisasi investasi di Nusa Tenggara Barat (NTB) sepanjang 2023 mencapai Rp38,89 triliun, meningkat Rp17,29 triliun jika dibandingkan realisasi pada 2022 yang nilainya Rp21,6 triliun.
Menurut data Pemprov NTB, realisasi investasi sepanjang 2023, masih didominasi dari investor domestik atau Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan nilai realisasi mencapai Rp31,84 triliun, kemudian dari investor asing atau Penanaman Modal Asing (PMA) Rp8,04 triliun.
PJ Gubernur NTB, Lalu Gita Ariadi menjelaskan jika dilihat berdasarkan sektor, realisasi investasi di NTB paling besar ke sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dengan nilai realisasi Rp23,21 triliun, kemudian sektor perindustrian Rp7,6 triliun, dan pariwisata Rp6,12 triliun.
“Tiga sektor ini menjadi tercatat realisasi investasinya paling besar, baik investasi yang bersumber dari PMDN maupun PMA,” jelas Gita dari keterangan resminya dikutip, Senin (12/2/2024).
Sektor lainnya sepeti perdagangan mencatatkan realisasi Rp1,3 triliun, kemudian transportasi Rp373,26 miliar, PUPR Rp169,27 miliar, kemudian sektor pertanian dan peternakan Rp239,35 miliar, ketenagakerjaan Rp134,19 miliar, sektor telekomunikasi, pos, dan transaksi elektronik Rp127 miliar, dan sejumlah sektor lainnya seperti Pendidikan, kelautan dan perikanan, serta keuangan yang mencatatkan realisasi investasi sepanjang 2023.
Jika dilihat berdasarkan Kabupaten/Kota, realisasi investasi terbesar ada di Kabupaten Sumbawa Barat, yang merupakan kawasan tambang, dan saat ini sedang berlangsung pembangunan smelter. Realisasi investasi di daerah tambang ini mencapai Rp28,58 triliun, yang didominasi oleh PMDN Rp24,03 triliun dan PMA Rp4,5 triliun.
Baca Juga
Setelah Sumbawa Barat, realisasi terbesar kedua berada di Kabupaten Lombok Tengah dengan nilai Rp3,2 triliun, kemudian Kabupaten Dompu Rp1,97 triliun, Dompu yang juga merupakan kawasan tambang eksplorasi Hu’u. Kemudian di Kabupaten Sumbawa Rp1,8 triliun, Kota Mataram Rp1,19 triliun, Lombok Utara Rp1,10 triliun, Lombok Barat Rp953,46 miliar, Lombok Timur Rp720 miliar, Kabupaten Bima Rp256,34 miliar, dan Kota Bima Rp84,4 miliar.
Gita juga menjelaskan investasi yang masuk ke NTB telah menyerap 11.411 tenaga kerja,serapan tenaga kerja terbesar ada di sektor perdagangan dengan jumlah tenaga kerja yang terserap mencapai 3.015 orang, kemudian sektor pariwisata dan ekonomi kreatif 2.912 orang, ketenagakerjaan 2.513 orang, dan sektor ESDM 1,059 orang.
Sementara sektor lainnya menyerap tenaga kerja di bawah 1.000 orang. Selain itu ada juga tenaga kerja asing yang masuk sebanyak 108 orang, mereka merupakan tenaga kerja dengan ahli tertentu yang didatangkan ke NTB, tenaga kerja asing paling banyak di sektor pariwisata dan ESDM.