Bisnis.com, DENPASAR – Ekonomi Nusa Tenggara Barat (NTB) diproyeksikan tumbuh 1,5% – 2,3% di 2023 atau melambat dibandingkan 2022 yang pertumbuhannya mencapai 6,9%.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTB, Ahmad Fauzi menjelaskan pertumbuhan ekonomi NTB dari sisi pengeluaran didukung oleh tingkat konsumsi yang lebih baik serta peningkatan kinerja investasi sejalan dengan berlangsungnya pembangunan smelter yang ditargetkan selesai pada awal tahun 2024. Sementara itu, secara sektoral pertumbuhan terutama didukung oleh peningkatan kinerja sektor perdagangan dan sektor konstruksi.
Stabilitas perekonomian NTB turut didukung oleh tekanan inflasi yang telah mereda. Berdasarkan rilis BPS, tekanan inflasi hingga September 2023 mengalami tren penurunan dan tercatat sebesar 2,29% (yoy), berada pada rentang sasaran nasional 3+1% (yoy).
Pertumbuhan ekonomi NTB tertahan oleh penurunan kinerja sektor pertanian sejalan dengan potensi dampak dari musim kemarau (El Nino) dan berkurangnya alokasi pupuk subsidi. Selain itu, penurunan juga diperkirakan terjadi pada sektor pertambangan yang utamanya dipengaruhi oleh keterlambatan perolehan izin kuota ekspor tahun 2023.
“Ekonomi NTB kami proyeksikan tumbuh 1,5% - 2,3% persen pada 2023. Mengalami perlambatan dibandingkan 2022 karena tertahan oleh kinerja sektor pertanian yang terdampak el nino dan kinerja sektor pertambangan,” jelas Fauzi dalam forum diseminasi perekonomian NTB, Rabu (25/10/2023).
Fauzi juga menyebut ekonomi NTB masih sangat bergantung dengan sektor ekstraktif seperti tambang. Di sisi lain, kinerja sektor pertambangan sangat dipengaruhi oleh kondisi alam, fluktuasi harga komoditas, termasuk perizinan dan regulasi yang cukup dinamis.
Baca Juga
Menurunnya kinerja tambang pada kuartal II/2023 berdampak ke pertumbuhan ekonomi NTB yang mengalami kontraksi sebesar 1,54% (yoy).
Menurutnya NTB harus memiliki sumber ekonomi baru agar tidak terlalu bergantung pada tambang dan pertumbuhan lebih stabil “Mempertimbangkan kondisi tersebut, sudah sepatutnya Provinsi NTB memiliki sumber pertumbuhan baru untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dan sustainable, salah satunya melalui pengembangan pariwisata yang berkualitas,” ujar Fauzi.
Jika melihat pertumbuhan ekonomi NTB dalam dua tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi pada 2023 ini sama seperti pertumbuhan ekonomi 2021 yang tumbuh 2,3%, dimana saat itu sektor tambang juga mengalami penurunan kinerja bersama sektor pariwisata yang terdampak pandemi.