Bisnis.com, DENPASAR – Remitansi atau uang yang masuk dari pekerja migran Indonesia (PMI) NTB yang ada di luar negeri hingga Agustus 2023 mencapai Rp334,53 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) NTB, Wahyudin menjelaskan remitansi yang masuk melalui Bank Indonesia sepanjang 2023 Rp161,41 miliar, kemudian melalui PT Pos Indonesia Rp173,04 miliar. Pada kuartal I/2023 remitansi yang masuk Rp153,67 miliar tertinggi sepanjang 2023, kemudian di kuartal II/2023 Rp129,81 miliar, dan kuartal III/2023 Rp51,04 miliar.
Remitansi yang masuk melalui Bank Indonesia pada Agustus 2023 paling besar berasal dari Saudi Arabia Rp8,4 miliar, kemudian Uni Emirat Arab Rp4,3 miliar, Jepang Rp618 juta, Qatar Rp148,78 juta, Malaysia Rp67 juta, Hongkong Rp55,4 juta, Singapura Rp41,4 juta, Kuwait Rp40,61 juta dan negara lainnya Rp4,6 miliar.
“Remitansi yang masuk ke Bank Indonesia pada Agustus 2023 paling besar disalurkan ke Kota Mataram, kemudian Sumbawa, Bima, Lombok Tengah, Lombok Timur dan Dompu,” jelas Wahyudin melalui live streaming dikutip pada Selasa (3/10/2023).
Sedangkan remitansi yang masuk melalui PT Pos Indonesia pada Agustus 2023 Rp7,55 miliar. Remitansi yang masuk dari PT Pos paling besar disalurkan ke Lombok Barat Rp2,45 miliar, kemudian kota Mataram Rp981 juta, Sumbawa Rp903 juta, Lombok Tengah Rp891,93 juta, Lombok Timur Rp560,05 juta, Dompu Rp556,14 juta, Bima Rp377,90 juta, Sumbawa Barat Rp314,29 juta, Lombok Utara Rp277,9 juta, dan Kota Bima Rp236,14 juta.
Aliran remitansi cukup berpengaruh terhadap daya beli masyarakat NTB, karena jumlah PMI asal NTB yang sedang bekerja di luar negeri termasuk yang tertinggi di Indonesia. Menurut Kementerian Tenaga Kerja sebelum pandemi covid-19 pengiriman PMI mencapai 294.000 orang setiap tahunnya.
Baca Juga
Sejak adanya pandemi pengiriman PMI mengalami penurunan, seperti pada 2020 pengiriman PMI hanya 130.000 orang dan 2021 sebanyak 70.000 orang. Pengiriman PMI pada 2022 kembali meningkat dengan pengiriman mencapai 144.000 orang.