Bisnis.com, MATARAM – Produsen telur yang produktif memiliki peran strategis dalam mengendalikan inflasi harga komoditas di pasar sehingga konsumen dapat menikmati telur dengan harga terjangkau.
Peran strategis tersebut sudah dilakukan oleh Kelompok Tani Ternak Telur Jago yang berada di Desa Santong, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara. Bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, kedua pihak berkolaborasi dalam menyediakan telur murah. Bank Indonesia membeli langsung telur ayam jago dan dijual dengan harga murah kepada konsumen melalui program pasar murah.
Ketua Kelompok Tani Ternak Telur Jago, Nuhirian menjelaskan kerjasamanya dengan BI NTB terbangun positif, berawal dari pembinaan yang dilakukan oleh BI NTB terhadap peternak telur melalui bantuan mesin pengolah pakan pada 2021 silam. Mesin tersebut menurut Nuhirian sangat bermanfaat untuk mempercepat pengolahan pakan ternak dan hasilnya lebih optimal dibanding pengolahan manual.
“Sejak menggunakan mesin pakan produksi kami lebih cepat, sangat terbantu sekali karena kami tidak mengolah secara manual lagi. Selain itu BI juga membeli telur kami untuk program pengendalian harga,” jelas Nuhirian kepada Bisnis, Senin (24/07/2023).
Nuhirian menjelaskan, profesi sebagai peternak telur sudah dilakoni sejak puluhan tahun lalu, bahkan sudah menjadi usaha turun temurun keluarganya dan sebagian besar masyarakat Santong. Puluhan warga Santong menggeluti usaha telur ayam dengan kapasitas kandang yang berbeda - beda, mulai dari ribuan hingga puluhan ribu ekor kandang per ayam. Nuhirian sendiri memiliki kandang dengan kapasitas 3.000 ekor ayam.
Letak geografis Desa Santong yang berada di dataran tinggi, dengan udara yang sejuk sangat mendukung untuk peternakan telur. Karena dukungan alam ini, banyak warga Santong yang menggeluti usaha ternak.
Baca Juga
Telur yang diproduksi oleh kelompok tani ternak jago dipasarkan langsung di Kecamatan Kayangan, Nuhirian menyebut permintaan telur ini sangat tinggi, bahkan sebelum berproduksi pesanan sudah antre. Biasanya pembeli langsung mengambil ke kandang. Pembeli datang dari berbagai kalangan terutama dari distributor hingga produsen kue di sekitar Kayangan. Nuhirian mengaku kelompoknya belum bisa memenuhi permintaan dari luar Kayangan, karena permintaan di Kayangan sendiri sudah tinggi.
Menjadi peternak telur menurut Nuhiriyan tidak mudah, selain modal yang besar, butuh ketekunan dan kedisiplinan dalam perawatan ayam petelur. Ayam yang sensitif dengan cuaca, penyakit harus diberikan vaksin secara tertib dan berkelanjutan sesuai dengan prosedur. Selain itu, kandang juga harus bersih dan memiliki penerangan yang cukup. Menurut Nurihin usaha telur tidak bisa dijadikan usaha sambilan, harus benar - benar fokus meluangkan waktu dan tenaga karena termasuk usaha dengan resiko yang besar.
Usaha telur ayam di Santong pernah jatuh ketika gempa besar melanda Lombok pada 2018. Kandang di Santong banyak yang rusak dan hancur, Nurhiyan bercerita harus menjual ayamnya secara murah karena tidak ada kandang. Setelah gempa para peternak bangkit secara perlahan, berkat bantuan dari Bank Indonesia melalui pembinaan dan kolaborasi, Kelompok Tani Ternak Ayam Jago berhasil bangkit, ketika pandemi usaha mereka masih survive karena telur merupakan komoditas utama yang dibutuhkan masyarakat. Nurihiyan berharap kolaborasi dengan Bank Indonesia tetap berjalan dengan baik,
“Kami harap kerjasama akan terus berjalan dengan baik karena bagaimanapun peternak membutuhkan pembinaan berkelanjutan,” ujar Nurihiyan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
