Bisnis.com, DENPASAR – Nilai ekspor Nusa Tenggara Barat pada April 2023 turun drastis akibat tidak adanya ekspor komoditas tambang yang selama ini menjadi andalan daerah.
Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat nilai ekspor NTB pada April hanya US$6,65 juta atau turun 98,16 persen jika dibandingkan dengan ekspor NTB pada April 2022 (yoy) yang nilainya mencapai US$361,88 juta. Jika dibandingkan dengan Maret 2023, nilai ekspor NTB turun 95,5 persen, dimana nilai ekspor pada Maret mencapai US$149,4 juta.
Kepala BPS NTB, Wahyudin, menjelaskan pada April 2023, NTB hanya mengekspor komoditas nontambang seperti perhiasan, rempah–rempah, udang, garam, belerang, yang nilai ekspornya memang tidak signifikan jika dibandingkan dengan nilai ekspor tambang.
Baca Juga
“Pada April NTB mengekspor perhiasan atau permata senilai US$4,3 juta atau 65,49 persen dari keseluruhan nilai ekspor, kemudian ekspor ikan dan udang sebesar US$1,05 juta, biji-bijian berminyak sebesar US$ 628.737, kopi, teh, rempah-rempah sebesar US$384.987, garam, belerang, kapur sebesar US$131.416, serta lak, getah dan damar sebesar US$93.108,” jelas Wahyudin dikutip dari siaran pers, Selasa (16/5/2023).
Australia menjadi negara tujuan dengan nilai ekspor terbesar yaitu US$4,04 juta atau sekitar 61,52 persen. Negara kedua dengan nilai ekspor NTB pada April 2023 tertinggi adalah Amerika Serikat dengan nilai US$1,05 juta atau sekitar 15,78 persen kemudian disusul Cina yaitu sebesar US$ 612.584 atau sekitar 9,21 persen.
Nilai ekspor NTB pada April 2023 tertinggi keempat ditujukan ke India dengan nilai US$291.514 atau sekitar 4,38 persen dan kelima ditujukan ke Jepang dengan nilai US$126.828 atau sekitar 1,91 persen. Nilai ekspor Provinsi Nusa Tenggara Barat ke Negara lain hanya mencapai 7,21 persen dari total ekspor.