Bisnis.com, DENPASAR — Sudamala Resort Seraya mulai mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 300 kWp, didukung oleh Baterai Penyimpanan Energi (BESS) 770 kWh.
CEO Sudamala Resort, Ben Subrata, menjelaskan pembangunan PLTS untuk memastikan ketersediaan listrik tanpa gangguan setelah matahari terbenam.
Sistem ini diproyeksikan menghasilkan 410.000 kWh listrik bersih setiap tahun, sekaligus mengurangi emisi karbon hingga 370.000 kilogram per tahun, setara dengan menanam lebih dari 4.900 pohon.
Proyek ini diwujudkan melalui kerja sama dengan Xurya, penyedia energi surya terkemuka, serta Suryagen, spesialis penyimpanan energi dan solusi tenaga surya.
"Transisi ini mencerminkan komitmen kami, bukan hanya terhadap keberlanjutan tetapi juga untuk selaras dengan tamu-tamu kami yang peduli lingkungan," kata Ben Subrata dikutip dari siaran pers, Senin (25/8/2025).
Ben menyebut pencapaian ini menandai langkah penting dalam transisi dari ketergantungan pada bahan bakar fosil menuju solusi energi berkelanjutan di salah satu destinasi paling alami di Indonesia.
Baca Juga
Dengan langkah berani ini, Sudamala berhasil mengurangi jejak karbon sekaligus memperkuat komitmennya terhadap pariwisata berkelanjutan.
Inisiatif ini juga semakin mengukuhkan reputasi Labuan Bajo sebagai destinasi kelas dunia di mana keberlanjutan dan keindahan alam berjalan seiringan.
"Kami berharap hal ini dapat menginspirasi pelaku industri perhotelan lainnya, terutama yang beroperasi di wilayah pulau terpencil, untuk beralih ke energi terbarukan. Inisiatif ini sejalan dengan roadmap transisi energi nasional Indonesia serta visi Labuan Bajo sebagai destinasi hijau," tutur Ben Subrata.
Sementara ini, Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena, menjelaskan langkah Sudamala Resort Seraya menggunakan PLTS sejalan dengan visi besar agar Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi lumbung energi terbarukan Indonesia.
"Sudamala Resort Seraya menjadi bukti kuat bahwa pengelolaan lingkungan dapat berjalan seiring dengan keberlanjutan bisnis dan pembangunan daerah. Seiring Labuan Bajo berkembang menjadi destinasi pariwisata kelas dunia, inisiatif seperti ini memastikan kemajuan kita tetap berkelanjutan, bertanggung jawab, dan berorientasi pada masa depan," kata Melki.
Wakil Bupati Manggarai Barat, Yulianus Weng, menjelaskan bahwa NTT memiliki semua modal untuk menjadi renewable energy hub Indonesia.
Dari tenaga surya di pesisir, panas bumi, hingga angin di berbagai pulau, NTT dikaruniai sumber energi bersih yang melimpah.
Yulianus menyebut yang diperlukan bukan hanya investasi dan teknologi, tetapi juga semangat kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Jika NTT memimpin transformasi ini, maka itu bukan hanya untuk kemajuan daerah kita, tetapi juga sebagai sumbangan bagi kemandirian energi Indonesia dan masa depan dunia yang lebih hijau.
Yulianus menyebut Sudamala Resort Seraya menjadi contoh nyata penggunaan energi ramah lingkungan. Inisiatif ini sekaligus bentuk dukungan Sudamala terhadap program pemerintah dalam pemanfaatan energi baru terbarukan, serta upaya menjaga lingkungan kerja yang tetap bersih dan nyaman.
"Kemitraan ini membuktikan bahwa energi terbarukan tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga secara finansial menguntungkan. Setiap kilowatt energi surya berarti pengurangan emisi sekaligus penghematan biaya. Misi kami adalah menghadirkan energi bersih yang mudah diakses di seluruh Indonesia, dan kepercayaan dari Sudamala ini menjadi tonggak penting bagi sektor perhotelan," kata Yulianus
Alvin Pontoh, Presiden Direktur Suryagen menyebut bangga dapat menghadirkan inovasi energi surya di salah satu destinasi paling luar biasa di Indonesia.
Transisi energi ini memperkuat ketahanan operasional sekaligus mendukung langsung target net-zero nasional serta visi Labuan Bajo sebagai destinasi hijau.
Penyelesaian dan sinkronisasi proyek ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan keberlanjutan Sudamala.
"Hal ini menunjukkan bahwa energi terbarukan dapat diintegrasikan secara efektif ke dalam operasional perhotelan di wilayah terpencil, sekaligus menjadi preseden bagi pengembangan masa depan di Labuan Bajo dan kawasan lainnya," kata Alvin.