Bisnis.com, DENPASAR – Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) di Bank BPD Bali hingga 14,6 persen sepanjang 2023 (yoy) dengan nilai Rp26,8 triliun. Pertumbuhan dana simpanan nasabah ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan DPK pada periode yang sama di 2022 yang nilainya Rp23,4 triliun.
Direktur Utama Bank BPD Bali, I Nyoman Sudharma, menjelaskan tingginya simpanan nasabah bersumber dari tabungan yang tumbuh 35,70 persen, dari sebelumnya Rp 9.7 triliun menjadi Rp13,2 triliun. Sumbangsih besar lainnya adalah giro yang juga mengalami peningkatan sebesar 22,10 persen, dari sebelumnya sebesar Rp3,75 triliun pada April 2022, menjadi Rp4,58 triliun pada April 2023.
“Pertumbuhan dana pihak ketiga yang agresif ini bersumber dari tabungan nasabah yang meningkat secara konsisten di 2023. Ini menunjukkan kepercayaan masyarakat menyimpan dananya di Bank BPD Bali,” jelas Sudharma, Senin (8/5/2023).
Selain itu, tingginya simpanan nasabah di Bank BPD Bali juga didorong oleh perubahan pola perilaku nasabah pasca pandemic covid -19. Banyak nasabah yang memilih lebih berhati – hati dalam menggunakan dana, baik untuk kebutuhan konsumtif maupun investasi.Selain itu adanya digitalisasi menurut Sudharma juga memicu masyarakat menyimpan dananya lebih lama di rekening.
Bank BPD Bali sudah meluncurkan produk digital seperti uang elektronik server based Balipay, Layanan Transaksi Cardles, kerjasama layanan Payment Gateway, BI Fast, online Onboarding, kerjasama merchant aggregator, transaksi FX Spot, FX Swap dan FX Forward, transaksi DNDF, Co-branding Jakcard, Penerapan SNAP, kerja sama penyediaan kartu kredit pemerintahan daerah (KKPD) Bank BPD Bali, sera QRIS Cross Border.
“Bank BPD Bali telah masuk dalam Working Group QRIS Antar Negara dan telah mengimplementasikan QRIS Antar Negara bersama dengan Thailand. Saat ini, Bank BPD Bali sedang berproses dalam memenuhi persyaratan QRIS Antar Negara dengan Malaysia,” ujar Sudharma.