Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petani dan Pengusaha Tembakau Mulai Bergabung ke KIHT Lombok Timur

Sudah saatnya NTB memiliki pabrik rokok sendiri yang digerakkan oleh para pengusaha lokal dan petani lokal.
Petani mengangkat tembakau yang telah dijemur./Bisnis-Rachman
Petani mengangkat tembakau yang telah dijemur./Bisnis-Rachman

Bisnis.com, DENPASAR – Pemprov Nusa Tenggara Barat mulai menjaring petani dan pengusaha tembakau di NTB untuk terlibat di kawasan industri hasil tembakau (KIHT) NTB yang sudah rampung dibangun. 

Kepala Dinas Pertanian NTB, Fathul Gani, menjelaskan KIHT akan segera beroperasi setelah proses sosialisasi dan penjaringan dilakukan. Saat ini sudah ada pengusaha yang menyatakan komitmen bergabung di KIHT tersebut.

“Sudah ada 14 pengusaha bergabung untuk mengisi KIHT,” jelas Fathul dikutip dari keterangan resminya, Jumat (17/3/2023). 

Fathul menjelaskan, targetnya KIHT menjadi salah satu sentral pengolahan tembakau yang bisa membuat petani dan pengusaha tembakau lokal mandiri, sehingga bisa lebih sejahtera kedepannya. Untuk menghadirkan tembakau yang berkualitas, intervensi di sisi hulu mulai dilakukan dengan mendorong petani menerapkan pola pemupukan seimbang antara pupuk organik dan anorganik atau kimia. 

Gubernur NTB, Zulkieflimansyah menjelaskan sudah saatnya NTB memiliki pabrik rokok sendiri yang digerakkan oleh para pengusaha lokal dan petani lokal, langkah ini merupakan bentuk industrialisasi tembakau yang dilakukan secara mandiri.

“Karena tembakau kita dan petaninya harus bangkit dan sejahtera dengan industrialisasi" ujar Zul. 

Sebagai informasi, KIHT Lombok Timur dibangun oleh pemerintah dengan menggunakan dana bagi hasil cukai dan tembakau (DBCHT) dengan nilai investasi Rp24 miliar. Pembangunan fisik sudah dilaksanakan sejak 2022 lalu. Tujuan utama pembangunan DBCHT ini untuk mengoptimalkan pengolahan tembakau di NTB, khususnya Lombok Timur yang merupakan sentral tembakau NTB. 

Pemprov NTB mencatat setiap tahun Lombok Timur menghasilkan tembakau virginia mencapai 20.993,42 ton, kemudian diikuti oleh Lombok Tengah sejumlah 20.224,32 ton, Lombok Barat 60,73 ton, kemudian Dompu 35,21 ton. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper