Bisnis.com, DENPASAR – Pembangunan smelter di Nusa Tenggara Barat (NTB) diproyeksikan menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi daerah pada 2023 yang diproyeksikan tumbuh di kisaran 4,9 – 5,7 persen.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTB, Heru Saptaji menjelaskan pembangunan smelter di Sumbawa Barat yang terus menunjukkan kemajuan akan menopang trens positif pertumbuhan ekonomi NTB. Pembangunan smelter menurut Heru mendorong kinerja lapangan usaha konstruksi.
“Pembangunan smelter di NTB bakal memberi kontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi NTB. Smelter ini juga mendorong kinerja lapangan usaha konstruksi yang kami proyeksikan tumbuh tinggi pada 2023,” jelas Heru dari keterangan resminya, Senin (13/3/2023).
Pembangunan smelter di Sumbawa Barat dilakukan oleh PT Amman Mineral Industri, hingga Januari 2023 progres pembangunan smelter sudah di atas 50 persen, proyek strategis nasional ini ditargetkan rampung pada 2024. Nilai investasi pembangunan smelter ini mencapai Rp21,6 triliun sekaligus menjadi penyumbang investasi terbesar di NTB pada 2022.
Smelter ini dinilai akan memberi dampak positif terhadap perekonomian NTB, dengan tumbuhnya industri turunan dari smelter yang akan banyak dikembangkan oleh UMKM. Selain itu lapangan kerja bagi masyarakat NTB diproyeksikan semakin terbuka lebar.
Selain smelter, investasi swasta dan konsumsi rumah tangga juga akan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi NTB. Menurut Heru Investasi swasta bakal terus meningkat seiring dengan mulai hilangnya pandemi Covid-19. Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan utamanya akan ditopang oleh peningkatan kinerja lapangan usaha perdagangan seiring dengan mobilitas yang semakin membaik sehingga mendorong peningkatan aktivitas ekonomi dan pariwisata di NTB.
Baca Juga
Heru juga menjelaskan selain target pertumbuhan ekonomi tinggi, NTB harus mampu mengendalikan inflasi di kisaran 3 persen. Hingga awal 2023, inflasi dari komoditas pangan masih menjadi pekerjaan rumah tim pengendali inflasi daerah. Sepanjang 2022 inflasi NTB masih tercatat 6,23 persen.