Bisnis.com, DENPASAR – Ekspor komoditas vanili Provinsi Nusa Tenggara Barat ke Amerika Serikat pada 2022 meningkat dua kali lipat menjadi 6,5 ton dari 2,4 ton pada 2021.
Pada Agustus 2022, NTB mengirimkan 2,5 ton vanili ke Amerika Serikat melalui ekspor yang dilakukan oleh UD Rempah Organik yang merupakan binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB. Pengiriman akan dilakukan secara bertahap hingga akhir 2022 hingga mencapai target 6,5 ton. Pada 2023, ditargetkan ekspor vanili ke Amerika akan naik menjadi 9 ton.
Kepala Perwakilan BI NTB, Heru Saptaji, menjelaskan potensi buyer atau pembeli vanili di pasar internasional khususnya Amerika masih sangat tinggi. Jika NTB mampu menyiapkan vanili dalam kapasitas yang besar, akan diserap oleh pasar ekspor, karena pasarnya masih sangat terbuka.
Baca Juga
Vanili akan menjadi new source engine of growth atau sumber pertumbuhan ekonomi baru, karena akan meningkatkan nilai ekspor komoditas non tambang NTB.
“Kami terus memacu ekspor komoditas vanili melalui pendampingan di tingkat hulu hingga hilir, proses penanaman di petani kami kawal kualitasnya, dan di tingkat hilir kami carikan pasar yang potensial. Ini merupakan langkah Bank Indonesia meningkatkan nilai ekspor komoditas non tambang. Kalau dilihat grafik sekarang bagaimana ekspor di luar tambang ketika 2020 nilainya turun, sekarang nilai tersebut sudah bisa naik, pada 2021 NTB bisa nikmati kenaikan yang begitu tinggi. Kalau kondisi ini terus kita pelihara, perekonomian akan semakin membaik,” jelas Heru melalui siaran pers, Minggu (14/8/2022).
Kualitas vanili NTB yang sudah diakui pasar internasional dan bisa kompetitif dari segi harga menjadi salah satu alasan Amerika Serikat mengimpor vanili NTB. Direktur PT. Singing Dog Vanilla Mr. Bill Wiedman, berharap tetap bisa menyerap vanili dari NTB yang sudah dikenal berkualitas, dia juga menyatakan komitmennya untuk meningkatkan kesejahteraan petani. “Kami memiliki kesamaan visi dalam peningkatan kesejahteraan petani,” jelas Wiedman. (C211)