Bisnis.com, MATARAM - Transaksi pembayaran digital dengan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) meningkat signifikan pada perhelatan Pertamina Grand Prix of Indonesia (MotoGP) Mandalika.
Data dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB menyebutkan transaksi QRIS naik menjadi 36.611 kali selama periode MotoGP Mandalika dari 10 - 20 Maret 2022. Transaksi tersebut naik tiga kali lipat dari sebelumnya yang hanya 12.000 kali transaksi. Dengan jumlah transaksi yang meningkat pesat, nilai transaksi dengan QRIS selama periode MotoGP mencapai Rp1,7 miliar.
BI NTB menyediakan 1.222 merchant di kawasan Mandalika selama periode MotoGP, meningkat signifikan dibanding saat World Superbike yang hanya 586 merchant. Sedangkan perbankan menyediakan 31 ATM untuk memudahkan penonton mengambil uang. Transaksi dengan kartu debit maupun kredit juga meningkat 32,42 persen selama periode MotoGP. Selain itu, transaksi Kliring dan Real Time Gross Settlement (RTGS) di Bank Indonesia NTB meningkat tumbuh 12,09 persen (YoY).
Baca Juga
Selama periode MotoGP, BI juga menyediakan Rp682 miliar uang tunai baru yang didatangkan dari Surabaya, dengan rincian Rp600 miliar uang cetakan besar dan Rp82 miliar uang baru cetakan kecil.
Kepala Perwakilan BI NTB Heru Saptaji menjelaskan naiknya transaksi tersebut menjadi tanda bergeliatnya ekonomi NTB saat MotoGP 2022.
"Menjelang MotoGP saja aktivitas ekonomi sudah terlihat meningkat, banyak yang mengambil uang dari bank pada periode MotoGP untuk dibelanjakan. Jika sebelum MotoGP saja sudah meningkat apalagi saat pelaksanaan MotoGP, kami masih terus menghitung dampak ekonominya," jelas Heru kepada media, Selasa (29/3/2022).
Heru menekankan yang terpenting saat ini menjaga geliat ekonomi NTB pasca MotoGP, agar akselerasi ekonomi NTB tetap bergerak positif. "Perhelatan MotoGP Mandalika jangan berhenti pada proses event saja, jauh lebih penting bagaimana mempersiapkan event lanjutan. Dari MotoGP kemarin sudah terlihat bagaimana kemampuan UMKM naik kelas, kemudian kemampuan kita melayani wisatawan dan mengembangkan produk kuliner yang diminati oleh wisatawan," ungkap Heru. (K48)