Bisnis.com, DENPASAR — Pemerintah Kabupaten Bangli dan Klungkung memperkuat kerja sama distribusi dan pemasaran komoditas unggulan.
Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta menyatakan bahwa kegiatan penandatanganan kesepakatan Kerjasama Antar Daerah (KAD) ini merupakan tindak lanjut arahan Presiden Joko Widodo yang disampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi tahun 2021.
Sesuai mandat UU No 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, setiap Pemerintah Daerah memiliki wewenang untuk mengadakan kerja sama dengan pihak lain dengan tujuan saling menguntungkan melalui proses yang efektif dan efisien dalam rangka pengendalian inflasi daerah.
Menurutnya, pelaksanaan KAD akan menjadi payung hukum dan rasa aman dalam melaksanakan kegiatan perdagangan, terutama kerja sama bussiness-to-bussiness (B2B) yang sudah terjalin antar pelaku usaha di Bangli dan Klungkung.
"Terkait komoditas yang berpotensi untuk diperdagangkan, Kabupaten Bangli memiliki sejumlah produk unggulan di ataranya bawang merah, sayur mayur, telur ayam, kopi arabica kintamani, dan jeruk kintamani," katanya seperti dikutip dalam rilis, Sabtu (27/11/2021).
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengatakan kegiatan distribusi dan pemasaran komoditi hasil kabupaten Klungkung dan Bangli telah berlangsung sejak lama secara B2B. Apabila tidak ada regulasi dan ketentuan yang jelas akan mengakibatkan maladministrasi serta kurang efektifnya proses pengendalian inflasi daerah.
Baca Juga
"Melalui terlaksananya KAD ini, masing-masing daerah dapat memiliki gudang pangan yang dapat dimanfaatkan apabila terjadi kelangkaan pada suatu komoditas sehingga harga bahan pangan relatif stabil dan dapat dijangkau oleh masyarakat," sebutnya.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Rizki Ernadi Wimanda mengatakan bahwa tingkat inflasi Provinsi Bali sampai dengan Oktober 2021 relatif rendah, yaitu 0.54 YTD. Core inflation dan administered priced tercatat rendah, tetapi volatile food berada pada level di atas 5%, yaitu 5.20% YoY. Komoditas penyumbang inflasi selama ini adalah minyak goreng, daging ayam ras, daging babi, dan tongkol yang diawetkan.
Berdasarkan Survei Pemantauan Harga yang dilakukan Bank Indonesia di bulan November minggu ke-3, diperkirakan akan terjadi inflasi sebesar 0,1%–0,5% (mtm) disumbang oleh canang sari, minyak goreng, dan angkutan udara.
"Salah satu upaya pengendalian inflasi, terutama volatile food, adalah melalui Kerjasama Antar Daerah (KAD). KAD sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan komoditas, terutama komoditas pangan, bagi daerah yang defisit dan untuk memasarkan produk bagi daerah yang surplus. Dengan demikian, diharapkan KAD dapat meminimalkan terjadinya fluktuasi harga dan perbedaan harga antar daerah," sebutnya.