Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Hortikultura Bali Naik, Ini Pemicunya

Berdasarkan pengamatan di lapangan dan peralihan profesi masyarakat ke sektor pertanian, produksi hortikultura cenderung lebih tinggi lagi tahun ini.
Subak di Bali./Kemdikbud
Subak di Bali./Kemdikbud

Bisnis.com, DENPASAR — Produksi tanaman hortikultura tahun ini diproyeksi meningkat seiring dengan peralihan profesi masyarakat Bali ke sektor pertanian.

Berdasarkan data Bank Indonesia, jumlah tenaga kerja di sektor akomodasi makan minum di Bali per 2019 adalah sebanyak 328.000 pekerja. Pada 2020, jumlahnya menurun 28,05 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/yoy) menjadi 236.000 pekerja. Kondisi sebaliknya terjadi di sektor pertanian, dengan peningkatan 17,9 persen yoy pada 2020 menjadi 546.000 pekerja.

Peningkatan jumlah tenaga kerja juga terjadi di sektor perdagangan, yang naik 3,19 persen yoy pada 2020 menjadi 496.000 pekerja. Kemudian, jumlah tenaga kerja di industri pengolahan naik 3,52 persen yoy pada 2020 menjadi 382.000 pekerja.

Sektor jasa pendidikan mengalami pertumbuhan tipis sebesar 4 persen yoy pada 2020 menjadi 104 pekerja.

Sementara itu, pada 2020, penurunan jumlah tenaga kerja terjadi di sektor konstruksi 1,23 persen yoy, jasa lainnya 2,96 persen yoy, administrasi pemerintah 8,8 persen yoy, jasa keuangan 12,67 persen yoy, dan lainnya 22,07 persen yoy.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), selama 2020, produksi salak meningkat 194,02 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/yoy). Peningkatan produksi hortikultura tersebut terjadi tidak hanya pada salak, tetapi juga pepaya yang produksinya naik hingga 143,74 persen yoy.

Selama 2020, produksi pisang juga naik sebesar 4,5 persen yoy dan jeruk meningkat 40,2 persen yoy. Penurunan produksi hanya terjadi pada rambutan sebesar 25,66 persen yoy, mangga turun 12,28 persen yoy, dan semangka turun 18,63 persen yoy.

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali I Wayan Sunarta mengatakan produksi hortikultura pada tahun ini kemungkinan akan lebih tinggi. Berdasarkan pengamatan di lapangan dan peralihan profesi masyarakat ke sektor pertanian, produksi hortikultura cenderung lebih tinggi lagi tahun ini.

Meskipun demikian, kondisi ini nantinya akan memicu penurunan harga produk.

"Ini berdasarkan pengamatan di lapangan, data realnya masih perlu ditunggu, tetapi produksi hortikultura memang cenderung meningkat tahun ini karena sekarang banyak yang bergelut di pertanian akibat pandemi," katanya kepada Bisnis, Senin (23/8/2021).

Sementara itu, produksi memang tidak terlepas dari kondisi iklim. Hal itu juga yang membuat sejumlah tanaman hortikultura mengalami penurunan produksi, seperti mangga, rambutan, dan semangka.

Menurutnya, penurunan produksi pada ketiga tanaman hortikultura tersebut disebabkan oleh fenomena iklim. Pada tahun lalu, terjadi musim hujan berkepanjangan sehingga tanaman seperti mangga susah berbunga dan berbuah.

"Tahun lalu musim hujan berkepanjangan sehingga tanaman yang memerlukan iklim yang tegas antara kering dan hujan seperti mangga, rambutan. dan manggis susah berbunga dan berbuah sehingga produksi otomatis menurun," sebutnya.

Terpisah, pengamat pertanian dari Universitas Udayana I Wayan Windia mengatakan semakin banyak orang bertani, maka produksinya akan meningkat. Bahkan, saat ini petani sayur dinilai mengeluh karena banyaknya saingan. Di pasaran, semakin banyak produk hortikultura yang diperdagangkan.

"Sepanjang ada pasar petani hortikultura akan bereaksi positif," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler