Bisnis.com, MATARAM - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Sitti Rohmi Djalillah mengungkap pembangunan selama 2020 terhambat pandemi Covid-19, terutama di sektor ekonomi.
Penyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir (LKPJ) tahun anggaran 2020 di depan Anggota DPRD NTB, Rohmi menjelaskan pertumbuhan ekonomi non tambang di NTB terkontraksi 5,19 persen akibat pandemi covid-19.
"Kontraksi terdalam terjadi di sektor transportasi sejumlah 32,29 persen, penyedia akomodasi makanan 28,24 persen, kontraksi juga terjadi pada sektor konstruksi sejumlah 14,35 persen," ungkap Rohmi dikutip dari rilis pada Jumat (16/4/2021).
Rohmi menjelaskan, akibat pandemi Covid-19, pemerintahannya pada 2020 tidak terhambat dalam pembangunan terutama di sektor ekonomi. "Ikhtiar pembangunan NTB Gemilang terhambat oleh pandemi Covid-19 sehingga mempengaruhi indikantor mikro yang mengalami kontraksi," ujar Rohmi.
Selain itu, Tingkat Pengguran Terbuka (TPT) NTB pada 2020 juga naik menjadi 4,22 persen, dibanding pada 2019 sebesar 3,28 persen. "Angka kemiskinan pada September 2020 berjumlah 746.040 atau 14,23 persen, angka ini turun 0,26 persen pada Maret 2021 menjadi 713.890 orang miskin di NTB," ungkap Rohmi.
Mengatasi masalah kontraksi ekonomi, Rohmi mengungkapkan telah membuat tiga program utama yaitu pemulihan ekonomi, kesehatan, dan jaring pengaman sosial. "Pada sektor ekonomi kami memperkuat program UMKM NTB," ujar Rohmi.
Baca Juga
Sedangkan pada tata kelola keuangan daerah, NTB masih mempertahankan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) pada 2020. "NTB WTP dari 2011 hingga 2020, ini menunjukkan beastpratice dalam pengelolaan keuangam daerah," ungkapnya. (K48).