Bisnis.com, MATARAM - Realisasi belanja negara di Nusa Tenggara Barat tumbuh 19,10 persen atau 2,57 triliun pada triwulan I/2021.
Realisasi belanja negara di NTB lebih tinggi 4,10 persen dari realisasi belanja nasional senilai 15 persen. Jika dibandingkan secara tahunan/year on year (yoy), terjadi kenaikan senilai 2,47 persen dibanding triwulan I 2020 dimana realisasi belanja negara di NTB senilai 17,27 persen.
Kepala Direktorat Jenderal Perbendaharaan NTB Sudarmanto menjelaskan tumbuhnya realisasi belanja Negara di NTB ditopang oleh tumbuhnya belanja modal.
"Belanja modal tumbuh cukup tinggi sejumlah 44,16 persen, angka itu didukung oleh pembayaran kontrak yang ditagihkan pada TA 2020 akibat kebijakan refocusing anggaran untuk Covid-19, sehingga proyek multiyears baru bisa dibayar pada triwulan I 2021," jelas Sudarmanto kepada Bisnis, Rabu (14/4/2021).
Proyek multiyears yang dibayar pada awal 2021 antara lain proyek jaringan irigasi dan bendungan senilai Rp782,4 miliar, pembayaran kontrak Jalan By Pass Bandara Internasional Lombok (BIL) sampai Mandalika senilai Rp167,2 miliar.
"Dengan adanya pembayaran pada kontrak multiyears pada awal 2021, Kementerian PUPR paling tinggi realisasi anggarannya senilai Rp1,057 triliun atau tumbuh 39,70 persen secara year on year (YoY), dimana triwulan I 2020 senilai Rp680 miliar," ujar Sudarmanto.
Baca Juga
Selain PUPR, Realiasai anggaran negara paling besar kedua diikuti oleh Kepolisian daerah senilai Rp5,58 miliar, Kementerian Agama Rp5,41 miliar, Kementerian Perhubungan Rp2,58 miliar.
Selain belanja modal, realisasi belanja negara untuk Bantuan Sosial di NTB juga tinggi. "Pada triwulan I 2021, Kementerian Agama menurunkan Bansos melalui Satuan kerjanya di NTB, UIN Mataram senilai Rp11, 65 miliar dan STAHN Gde Pudja senilai Rp2,47 miliar. Hal itu berdampak langsung pada pertumbuhan realisasi belanja negara di NTB," ungkapnya.(K48)