Bisnis.com, DENPASAR - PT Bank Pembangunan Daerah Bali menargetkan pertumbuhan simpanan sebesar 9 persen pada 2021 dibandingkan dengan tahun lalu (year on year/YoY) pasca-meraih kinerja positif di tengah pandemi.
Berdasarkan data Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali, simpanan masyarakat di perseroan selama 2020 tumbuh 6,91 persen YoY menjadi Rp1,39 triliun. Peningkatan DPK yang terjadi di BPD Bali berbanding terbalik dengan kondisi industri di Bali yang justru mengalami penurunan.
Berdasarkan data OJK, selama 2020, perbankan di Bali menghimpun dana senilai Rp112,15 triliun atau merosot 1,91 persen secara tahunan (year on year/YoY). Sementara itu, penyaluran kredit perbankan di Bali mencapai Rp93,45 triliun atau tumbuh 0,95 persen YoY.
Direktur Bisnis Non-Kredit Bank BPD Bali I Nyoman Sumanaya mengatakan peningkatan simpanan atau dana pihak ketiga (DPK) tersebut juga didukung oleh adanya penempatan uang negara di perseroan yang senilai Rp700 miliar. Selain itu, masyarakat Bali juga dinilai masih mempercayakan dananya di BPD Bali.
"DPK kami masih bisa tumbuh meskipun dihitung di luar penempatan uang negara, karena pertumbuhannya lebih dari Rp700 miliar," katanya kepada Bisnis, Kamis (18/2/2021).
Pada tahun ini, BPD Bali makin optimistis untuk meningkatkan jumlah simpanan masyarakat. DPK yang ditarget tumbuh sebesar 9 persen YoY akan dipacu dengan cara mempererat kerja sama dengan LPD, koperasi, institusi, maupun lembaga. Selain itu, BPD Bali juga memperluas pelayanan dengan membuka pelayanan pada Hari Sabtu, khususnya pelayanan untuk UMKM.
Baca Juga
"Karena masih ada potensi di LPD kita giatkan kerja samanya. Selain itu, menambah tabungan ritel dengan kelebihan fitur tabungan kita," sebutnya.