Bisnis.com, DENPASAR – Antusiasme kedatangan wisatawan ke Bali melonjak jelang satu hari sebelum perayaan Natal. Padahal, ketika penerapan uji swab berbasis PCR bagi penumpang udara pertama kali diumumkan, kedatangan penumpang di Bandara Ngurah Rai Bali menurun drastis.
Berdasarkan data Otoritas Bandara Ngurah Rai, Bali, pada 24 Desember 2020 atau satu hari jelang perayaan Natal, ada sebanyak 10.327 kedatangan penumpang. Jumlah ini bisa dikatakan kembali ke titik normal sebelum aturan uji swab diberlakukan pada 19 Desember 2020.
Perlu diketahui, aturan uji swab yang mulai berlaku pada 19 Desember 2020 telah membuat kedatangan penumpang di Bandara Ngurah Rai menurun lebih dari 50 persen dibandingkan hari-hari sebelumnya.
Namun, jelang dua hari sebelum perayaan Natal, kedatangan penumpang di Bandara Ngurah Rai mengalami peningkatan hingga mencapai titik tertinggi pada 24 Desember 2020.
Sehari setelah perayaan Natal, jumlah penumpang yang mendarat di Bandara Ngurah Rai kembali menurun. Meskipun, masih terhitung tinggi dibandingkan ketika aturan swab pertama kali dilaksanakan.
Stakeholder Relation Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Taufan Yudhistira mengatakan peningkatan kedatangan penumpang pada 24 Desember 2020 seiring dengan periode weekend. Kedatangan penumpang memang mengalami tren kenaikan setiap akhir pekan.
Baca Juga
Meskipun demikian, Taufan menilai peningkatan kedatangan penumpang menjelang perayaan Natal dapat diartikan sebagai penumpang yang telah mampu menyesuaikan dengan persyaratan yang ada.
"Tahun ini karena 25 Desember 2020 jatuh di menjelang akhir pekan, maka di 24 Desember 2020 terjadi peningkatan dibandingkan 23 Desember 2020," katanya kepada Bisnis, Minggu (27/12/2020).
General Manager Kayon Resort Ubud I Nengah Suweca mengatakan peningkatan penumpang di Bandara Ngurah Rai telah diikuti dengan peningkatan okupansi dibandingkan hari normal. Peningkatan okupansi tersebut pun dinilai berbanding lurus dengan pembatalan kunjungan wisatawan lantaran adanya aturan uji swab.
"Ada peningkatan, jumlahnya berbanding lurus dengan cancellation," sebutnya.
Senada, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati yang juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Hotel dan Restaurant Indonesia (PHRI) Bali mengatakan telah terjadi peningkatan okupansi perhotelan. Tetapi, peningkatannya masih relatif kecil jika dibandingkan situasi normal sebelum pandemi.
"Pada saat itu [sebelum pandemi] kedatangan domestik rata-rata 25.000 lebih per hari, belum lagi ditambah wisman rata-rata 17.500 per hari," sebutnya.
Terpisah, Ketua Umum Kadin Provinsi Bali I Made Ariandi mengatakan pada liburan Natal, sejumlah destinasi wisata di Bali seperti Kuta mengalami kemacetan. Kondisi tersebut bisa menjadi indikasi adanya peningakatan kunjungan wisatawan domestik di tengah penerapan uji swab.
Meskipun, diakuinya, peningkatan kunjungan wisatawan saat libur Natal tahun ini berbeda dengan sebelumnya. Jika biasanya untuk mencapai kawasan Kuta menempuh waktu 4 jam, pada libur Natal kali ini hanya mencapai 2 jam.
Kondisi ini pun dinilai akan mengawali kebangkitan pariwisata Bali. Tetapi, titik balik pemulihan pariwisata Bali masih ditentukan oleh vaksin dan kunjungan wisatawan mancanegara.
Adanya kewajiban uji swab pun dinilai tepat dilakukan untuk menjaga nama pariwisata Bali di mata dunia. Penerapa protokol kesehehatan hingga uji swab maupun antigen yang dilakukan Bali juga terjadi di destinasi wisata lainnya seperti Bandung maupun Yogyakarta.
"Jadi ini mengawai, protokol kesehatan tetap harus jalan, saat ini sduah mulai ada nuansa peningkata kunjungan meskipun ada aturan tersebut," katanya.