Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gara-Gara Ada Uji Swab, Okupansi Hotel di Denpasar Cuma Naik 10 Persen

Peningkatan okupansi hotel di Denpasar, Bali, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya karena penerapan uji swab bagi pengunjung.
Pegawai hotel melayani wisatawan di kawasan Sanur, Denpasar, Bali, Selasa (3/3/2020). Tingkat hunian hotel di Bali rata-rata turun hingga 70 persen sejak merebaknya wabah virus corona./ANTARA FOTO-Nyoman Hendra Wibowo
Pegawai hotel melayani wisatawan di kawasan Sanur, Denpasar, Bali, Selasa (3/3/2020). Tingkat hunian hotel di Bali rata-rata turun hingga 70 persen sejak merebaknya wabah virus corona./ANTARA FOTO-Nyoman Hendra Wibowo

Bisnis.com, DENPASAR — Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Denpasar mencatat terjadi kenaikan tingkat hunian kamar atau okupansi selama libur Natal 2020 meski lebih rendah dari proyeksi sebelumnya.

Berdasarkan data Otoritas Bandar Udara (Bandara) Internasional Ngurah Rai, ada sebanyak 10.327 kedatangan penumpang pada Kamis (24/12/2020) atau satu hari menjelang perayaan Natal 2020. Jumlah itu bisa dikatakan kembali ke titik normal sebelum aturan uji swab diberlakukan pada 19 Desember 2020.

Seperti diketahui, aturan uji swab yang mulai berlaku pada 19 Desember 2020 telah membuat kedatangan penumpang di Bandara Ngurah Rai menurun lebih dari 50 persen dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Namun, jelang dua hari sebelum perayaan Natal 2020, kedatangan penumpang di Bandara Ngurah Rai mengalami kenaikan hingga mencapai titik tertinggi pada 24 Desember 2020.

Adapun, jumlah penumpang yang mendarat di Bandara Ngurah Rai kembali menurun sehari setelah perayaan Natal 2020 meski masih terhitung tinggi dibandingkan ketika aturan swab pertama kali dilaksanakan.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Denpasar Ida Bagus Gede Sidharta Putra mengatakan peningkatan okupansi perhotelan di Denpasar bervariasi untuk setiap destinasi. Namun, secara rata-rata jumlahnya dapat mencapai sekitar 10 persen.

Dia menilai realisasi tersebut menurun dari proyeksi sebelumnya karena penerapan uji swab bagi pengunjung yang akan memasuki Bali. Penarapan uji swab ini tidak hanya berdampak pada penurunan wisatawan yang akan melakukan liburan di Bali tetapi juga penyelenggaraan meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE).

"Realisasi ini menurun setelah ada swab, selain orang liburan, banyak event Mice yang terdampak," katanya kepada Bisnis, Senin (28/12/2020).

Gusde, sapaan akrabnya, mengatakan realisasi kunjungan wisatawan pada libur Natal kali ini juga masih jauh dari harapan kebangkitan pariwisata Bali. Di tengah kedatangan 10.000 penumpang lebih per hari di Bandara Ngurah Rai, Bali memiliki 150.000 kamar yang tidak semua terisi.

Apalagi, setelah libur natal dan tahun baru usai, Bali dinilai akan sepi dari kunjungan lagi. Saat ini Bali masih diramaikan oleh wisatawan domestik yang akan menurun kunjungannya per 1 Januari 2021.

"Pasar domestik sangat membantu, kami bersyukur. But is not enough for Bali overall," sebutnya.

Secara terpisah, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati yang juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Hotel dan Restaurant Indonesia (PHRI) Bali mengatakan telah terjadi peningkatan okupansi perhotelan. Namun, peningkatannya masih relatif kecil jika dibandingkan dengan situasi normal sebelum pandemi.

"Pada saat itu [sebelum pandemi] kedatangan domestik rata-rata 25.000 lebih per hari, belum lagi ditambah wisman rata-rata 17.500 per hari," sebutnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper