Bisnis.com, DENPASAR - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bali menilai penerapan protokol kesehatan penting dilakukan di tengah upaya Pulau Dewata untuk memperbaiki perekonomian lewat kunjungan wisata.
Ketua Umum Kadin Provinsi Bali I Made Ariandi mengatakan Pulau Dewata harus memiliki standar baku yang tepat untuk melindungi masyarakat di tengah upaya meningkatkan kunjungan wisata. Adanya aturan wajib uji swab berbasis PCR maupun rapid test antigen dinilai tepat dilakukan sebagai pencegahan agar penyebaran Covid-19 dapat dihentikan.
"Masak kita dari dunia usaha untuk mendapatkan pertumbuhan melonjak tetapi kita abaikan urusan kesehatan, ini kan masalah nyawa, kita harus memastikan yang datang ke Bali semuanya aman," katanya kepada Bisnis, Minggu (27/12/2020).
Lebih lanjut, Ariandi menilai, wisatawan yang batal berkunjung ke Bali saat libur Natal lebih dikarenakan ketakutan akan melakukan uji swab. Upaya Bali mencegah penyebaran Covid-19 lewat uji swab dan rapid test antigen juga dilakukan sejumlah wilayah lain seperti Bandung dan Yogyakarta.
Meskipun demikian, data Bandara Ngurah Rai menunjukkan telah terjadi peningkatan kunjugan penumpang jelang dua hari perayaan Natal.
Berdasarkan data Otoritas Bandara Ngurah Rai, Bali, pada 24 Desember 2020 atau satu hari jelang perayaan natal, ada sebanyak 10.327 kedatangan penumpang. Jumlah ini bisa dikatakan kembali ke titik normal sebelum aturan uji swab diberlakukan pada 19 Desember 2020.
Baca Juga
Perlu diketahui, aturan uji swab yang mulai berlaku pada 19 Desember 2020 telah membuat kedatangan penumpang di Bandara Ngurah Rai menurun lebih dari 50% dibandingkan hari-hari sebelumnya. Namun, jelang dua hari sebelum perayaan natal, kedatangan penumpang di Bandara Ngurah Rai mengalami peningkatan hingga mencapai titik tertinggi pada 24 Desember 2020.
Menurutnya, pada liburan natal tahun ini, sejumlah destinasi wisata di Bali seperti Kuta mengalami kemacetan. Kondisi tersebut bisa menjadi indikasi adanya peningakatan kunjungan wisatawan domestik di tengah penerapan uji swab.
Meskipun, diakuinya, peningkatan kunjungan wisatawan saat libur Natal tahun ini berbeda dengan sebelumnya. Jika biasanya untuk mencapai kawasan Kuta menempuh waktu 4 jam, pada libur Natal kali ini bisa mencapai 2 jam.
Kondisi ini pun dinilai akan mengawali kebangkitan pariwisata Bali. Namun, titik balik pemulihan pariwisata Bali masih ditentukan oleh vaksin dan kunjungan wisatawan mancanegara.
Adanya kewajiban uji swab pun dinilai tepat dilakukan untuk menjaga nama pariwisata Bali di mata dunia. Penerapa protokol kesehehatan hingga uji swab maupu antigen yang dilakukan Bali juga terjadi di destinasi wisata lainnya seperti Bandung maupun Yogyakarta.
"Jadi ini mengawai, protokol kesehatan tetap harus jalan, saat ini sudah mulai ada nuansa peningkata kunjungan meskipun ada aturan tersebut," katanya.