Bisnis.com, PRAYA — Kawasan Lombok Selatan yang berada dalam dua wilayah administratif yakni Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Timur menyimpan potensi energi baru dan terbarukan (EBT) yang besar.
Selain dikenal memiliki pantai yang indah mulai dari pasir putih hingga pasir pink, ternyata Lombok Selatan sangat berpotensi menjadi pusat EBT di NTB, baik itu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB).
Dari perjalanan Tim Jelajah Ekonomi Hijau Bisnis Indonesia, terik matahari yang tinggi menjadi potensi untuk PLTS, sinar matahari di Lombok Selatan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kawasan Lombok Bagian Barat dan Tengah. Kemudian kecepatan angin di Lombok Selatan juga tinggi terutama di kawasan pantai. Lahan yang masih luas karena penduduk lebih sedikit dibandingkan kawasan lain menjadi potensi bagi masuknya investasi di sektor EBT.
Di Lombok Tengah, PLTS berkapasitas 7 MW sudah dibangun pada 2017 oleh Vena Energy. Sejak beroperasi PLTS mampu berkontribusi menyuplai kebutuhan listrik Lombok melalui kerja sama dengan PLN. Dari kunjungan Bisnis ke PLTS tersebut, adanya PLTS tidak hanya menciptakan ekosistem energi bersih, tetapi juga berdampak ke terbukanya lapangan kerja baru bagi masyarakat Lokal. Di PLTS Sengkol mayoritas yang bekerja merupakan warga setempat.
Jika melihat kondisi geografis Lombok Tengah, potensi pengembangan EBT masih besar, tidak hanya PLTS, energi terbarukan lainnya juga masih terbuka seperti pembangkit tenaga angin. Kemudian di Lombok Timur bagian Selatan sudah mulai mengembangkan PLTB, sejak 2017 investor sudah masuk melakukan pengembangan di kawasan Hutan Sekaroh, saat ini pengembangan PLTS Potensi energi yang dihasilkan bisa mencapai 150 MW.
Potensi investasi di PLTB Jerowaru mencapai Rp3 Triliun dan diperkirakan membuka 2.000 lapangan kerja baru pada tahap kontruksi dan ratusan lapangan kerja saat PLTB beroperasi.
Baca Juga
Pengembangan EBT sejalan dengan rencana pembangunan Pemprov NTB, sebelumnya Kepala Bappeda NTB, Iswandi menjelaskan NTB berkomitmen menggalakkan program pembangunan rendah karbon di berbagai sektor mulai dari sektor pertanian, energi hingga pariwisata. "Pembangunan rendah karbon menjadi komitmen kami mulai 2024 san seterusnya," jelas Iswandi.
Konten ini merupakan bagian pemberitaan dari program Jelajah Ekonomi Hijau NTB, perjalanan jurnalistik Bisnis Indonesia Perwakilan Bali Nusra yang didukung oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTB, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), PT ASDP Indonesia Ferry, Bank Syariah Indonesia (BSI), Bluebird Group, dan XL Axiata. |