Bisnis.com, SELONG – Tumbuhnya pariwisata di Sembalun Lombok Timur tidak memudarkan pesona pertanian yang selama ini menjadi sumber ekonomi masyarakat. Justru adanya pariwisata memberi nilai tambah bagi petani.
Kunjungan wisatawan ke kaki Gunung Rinjani ini memunculkan usaha baru yang masih berkaitan dengan pertanian. Salah satu contohnya wisata petik strawberry. Setiap petani yang membuka usaha petik strawberry langsung di lahan pertaniannya, selalu ramai dikunjungi wisatawan.
Hendrawan, salah satu wisatawan yang sedang memetik strawberry menjelaskan selalu senang datang ke Sembalun untuk memetik strawberry langsung di pohonnya. “Walaupun ada yang bisa dibeli yang sudah dikemas, memetic langsung memiliki sensasi tersendiri. Ada sisi edukasi juga bagi anak yang sudah jarang melihat sawah,” jelas Hendra ditemui Tim Jelajah.
Bagi yang tidak sempat melakukan petik sendiri, wisatawan juga bisa membeli langsung buah yang sudah dikemas untuk dibawa pulang sebagai oleh–oleh.
Komoditas lainnya juga mendapat berkah dari berkembangnya pariwisata, banyak petani yang bisa langsung menjual sayur seperti wortel, kol, bawang merah dan putih langsung kepada wisatawan.
Tentu harganya lebih tinggi dibandingkan menjual ke pasar maupun ke Tengkulak. Banyak petani menjejerkan komoditas tersebut di pinggir jalan raya untuk memudahkan jangkauan kepada wisatawan.
Baca Juga
Walaupun sudah berkembang menjadi destinasi pariwisata, sektor pertanian tetap kuat, terutama untuk komoditas bawang putih, vanili dan kopi. Sejak 1980, Sembalun ditetapkan sebagai sentral bawang putih nasional oleh Presiden Soeharto dan bertahan hingga saat ini. Pertumbuhan pariwisata justru membuat komoditas andalan Sembalun mendapat pasar baru yang lebih berkualitas, seperti kopi yang dulu hanya di jual ke pengepul, kini bisa dijual langsung ke wisatawan sebagai oleh – oleh.
Konten ini merupakan bagian pemberitaan dari program Jelajah Ekonomi Hijau NTB, perjalanan jurnalistik Bisnis Indonesia Perwakilan Bali Nusra yang didukung oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTB, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), PT ASDP Indonesia Ferry, Bank Syariah Indonesia (BSI), Bluebird Group, dan XL Axiata.