Bisnis.com, DENPASAR - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur dengan pelayanan kesehatan standar internasional diklaim bisa menahan keluarnya devisa negara dan menambah kunjungan wisatawan ke Bali.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, G.A Diah Utari menjelaskan KEK Kesehatan Sanur diprediksi bisa menarik dua juta penduduk Indonesia yang biasa berobat ke luar negeri, dan dapat menghemat devisa negara sekitar Rp9 triliun. Karena potensinya yang besar, Bank Indonesia mendorong agar investor ikut menanamkan modal di KEK Sanur.
Dari hasil penjajakan investor yang difasilitasi Bank Indonesia pada event Bali Jagadhita 2024, banyak investor menyatakan minat terlibat dalam pengembangan KEK Sanur.
"Investor menunjukkan minat besar pada proyek di bidang kesehatan, energi, kawasan industri, dan transportasi. Investor juga berkesempatan mengunjungi (site visit) Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur, yang dipuji sebagai terobosan dalam pengembangan pusat layanan kesehatan dan pariwisata terpadu berstandar internasional pertama di Indonesia," jelas Diah dari siaran pers, Rabu (19/6/2024).
KEK Kesehatan Sanur dibangun dengan konsep pengembangan Kesehatan dan menjadi KEK Kesehatan pertama di Indonesia sekaligus menjadi KEK Pariwisata yang berorientasi kepada nuansa alam dan memaparkan keindahan Pantai yang terdapat di Sanur, Pulau Bali.
KEK Sanur ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2022 untuk menjadi KEK Kesehatan dan KEK Pariwisata. Dengan luas area sebesar 41,26 Ha dan berada tepat di tepi Pantai Sanur dan Pantai Segara Ayu. KEK Sanur diharapkan dapat mengakselerasi sektor Kesehatan dan juga sektor Pariwisata pada Provinsi Bali.
Baca Juga
Untuk memberi gambaran tentang perizinan investasi di Bali, Bank Indonesia juga menggandeng instansi dan lembaga terkait untuk membuka layanan publik. Beberapa layanan publik yang disediakan antara lain pengurusan Nomor Induk Berusaha (NIB) melalui Online Single Submission (OSS) oleh Pemerintah Provinsi Bali; layanan administrasi hukum umum, kekayaan intelektual, dan imigrasi oleh Kemenkumham, layanan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) oleh OJK.
Selain KEK Sanur, ada 13 proyek yang ditawarkan kepada investor, termasuk di dalam 9 proyek di Bali yang sangat potensial sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru. Menurut Doni Bali Jagadhita yang mengangkat investasi ini sebagai upaya Bank Indonesia mendukung diversifikasi ekonomi Bali.
Sebelumnya PJ Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya menjelaskan selain PKB, Pemda juga mengundang investor untuk menanamkan modal di Monumen Turyapada Buleleng, kemudian pembangunan kereta bawah tanah atau subway dari Bandara ke sejumlah kawasan pariwisata Bali seperti Kuta hingga Canggu.
"Kami akan membangun moda transportasi yang disebut Bali Urban Rail, ini bukan kereta biasa, melainkan kereta pariwisata untuk melayani wisatawan. Pembangunan kereta ini di bawah tanah agar efisien, karena lahan di Bali terbatas. Tujuan pembangunan ini untuk mengurai kemacetan yang sudah menjadi masalah di kawasan pariwisata Bali," jelas Mahendra.