Bisnis.com, DENPASAR – Program Lombok Timur berantas rentenir melalui kredit tanpa bunga atau program Lotim Berkembang yang telah berjalan sejak tahun 2022 telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp131 miliar kepada ribuan peternak dan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Lombok Timur.
Program yang diinisiasi oleh Pemkab Lombok Timur bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini telah mampu memberikan akses pembiayaan murah bagi peternak setempat. Kredit tanpa bunga, ternyata diminati oleh para peternak karena murah dan memberikan kesempatan peternak untuk berkembang.
Kepala OJK NTB, Rico Rinaldy menjelaskan, hingga saat ini jumlah penerima pembiayaan program Lombok Timur berkembang mencapai 6.192 peternak dan 4.090 pelaku UMKM, jika ditotal sekitar 10.282 pelaku usaha menerima manfaat kredit tanpa bunga.
Rico menjelaskan Lotim berkembang merupakan upaya Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPKAD) untuk memberikan pembiayaan murah kepada masyarakat.
“Program ini terus bergeliat, bahkan pada 2021 menerima penghargaan sebagai TPKAD terbaik. Awalnya program ini untuk peternak sapi, sekarang sudah diperluas untuk UMKM,” jelas Rico dari keterangan resminya, Jumat (9/2/2023).
Program kredit tanpa bunga ini dipastikan berlanjut pada 2024, dengan menyasar lebih banyak UMKM, Pemkab Lombok Timur menargetkan bisa menyasar hingga 7.000 UMKM baru.
Baca Juga
Sementara itu, TPAKD Provinsi NTB juga terus memacu program Mawar Emas (Melawan Rentenir Berbasis Masjid) yang telah diikuti oleh 3.586 peserta di 10 kabupaten/kota di NTB dengan nilai total penyaluran pembiayaan ultra mikro Rp3,8 miliar pada posisi Desember 2023. Fokus dari program ini menyasar para ibu rumah tangga di lingkungan masjid untuk didorong memulai usaha.
Sementara di Lombok Tengah, Desa Lantan ditunjuk sebagai pilot project Desa Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) di Provinsi NTB, yang bertujuan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di wilayah pedesaan. Infrastruktur keuangan inklusif dihadirkan di desa, termasuk galeri investasi digital di kantor desa sebagai galeri investasi kantor desa pertama di NTB.