Bisnis.com, DENPASAR – Penyaluran kredit di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada kuartal III/2023 tumbuh 1,72 persen (yoy) dengan nilai penyaluran Rp57,51 triliun.
Kinerja penyaluran kredit pada kuartal III/2023 ini lebih tinggi jika dibandingkan pada kuartal II/2023 yang tumbuh sebesar 0,49 persen (yoy), dengan nilai penyaluran 56,05 triliun, dan di kuartal I/2023 dengan nilai Rp53,55 triliun atau tumbuh negatif 2,49 persen (yoy). Secara keseluruhan sepanjang 2023, nilai penyaluran kredit di NTB mencapai Rp166,11 triliun.
Jika dilihat berdasarkan jenis penggunaan, membaiknya penyaluran kredit tersebut ditopang oleh penyaluran kredit modal kerja yang tumbuh meningkat dari 5,32 persen (yoy) menjadi 8,46 persen (yoy), serta kredit konsumsi yang tetap tumbuh positif meski melandai.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Berry A Harahap menjelaskan tumbuhnya penyaluran kredit perbankan pada kuartal III/2023 ini didorong meningkatnya aktivitas di beberapa sektor strategis seperti tambang. “Secara sektoral peningkatan pertumbuhan penyaluran kredit terutama ditopang oleh kredit pertambangan yang tumbuh lebih baik seiring dengan telah diperolehnya kuota ekspor tembaga,” jelas Berry dikutip dari keterangan resminya, Rabu (27/9/2023).
Sementara itu, kredit sektor perdagangan yang memiliki pangsa terbesar tetap tumbuh tinggi 7,86 persen (yoy), sejalan dengan terus membaiknya aktivitas ekonomi. Lebih lanjut, kondisi tersebut turut tercermin dari penyaluran kredit rumah tangga, khususnya KPR yang tetap tumbuh tinggi dan kredit multiguna yang tumbuh lebih baik. Sementara itu, penyaluran kredit UMKM terpantau tumbuh terakselerasi sebesar 6,21 persen (yoy)
Sejalan dengan itu, kinerja penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada kuartal III/2023 juga tercatat tumbuh lebih baik meski masih terkontraksi sebesar 2,85 persen (yoy). Nilai DPK yang terhimpun Rp39,92 triliun, pada kuartal II/2023 Rp39,66 triliun, dan kuartal I/2023 Rp41,65 triliun.
Baca Juga
Aset perbankan di NTB juga tumbuh 9,61 persen (yoy) dengan nilai aset mencapai Rp69,43 triliun pada kuartal III/2023. Sedangkan rasio NPL Perbankan berada di angka 1,33 persen.