Bisnis.com, DENPASAR – Tingginya arus wisatawan mancanegara dari Bali menuju Nusa Tenggara Barat melalui jalur laut perlu didukung akses transportasi laut seperti boat atau kapal cepat.
Namun demikian, jumlah kapal cepat atau fast boat jalur Padang Bai – Senggigi maupun Padang Bai – Gili Trawangan masih terbatas. Pengusaha baru didorong masuk ke sektor tersebut agar harga tiket fast boat lebih kompetitif dan tidak dimonopoli oleh satu perusahaan.
Kepala BI NTB, Heru Saptaji, menjelaskan fast boat menjadi pilihan terbaik bagi wisatawan mancanegara maupun domestik yang masuk dari Bali dan ingin berlibur ke Lombok. “Jumlah fast boat perlu ditambah karena potensi penumpangnya masih besar. Apalagi saat ini harga tiket pesawat Bali - Lombok sangat mahal karena naiknya harga avtur dan didominasi oleh satu maskapai,” jelas Heru di Ubud, Senin (29/8/2022).
Menurut Heru, konektivitas Bali dan NTB harus terus ditingkatkan karena kedua daerah saling berkaitan dan membutuhkan. Bali menjadi pintu masuk wisman terbesar di Indonesia, harus dimanfaatkan oleh NTB dengan peningkatan akses transportasi melalui laut.
Promosi pariwisata kedua daerah juga harus beriringan karena kedua daerah memiliki keunikan sebagai destinasi wisata internasional. Bali memiliki keindahan alam dan budaya yang kuat menjadi daya tarik wisman, NTB memiliki potensi sebagai destinasi sport tourism dengan adanya sirkuit Mandalika, Rinjani hingga kawasan Samota.
Sebagai pintu masuk utama wisman, kunjungan wisman ke Bali masih jauh lebih tinggi dibandingkan NTB. Kondisi sebelum pandemi mencatat kunjungan wisman ke Bali mencapai 6 juta orang, sedangkan kunjungan ke NTB baru 1 juta.
Baca Juga
Data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru mencatat pada semester I/2022, kunjungan wisman ke Bali mencapai 371.504 orang, sedangkan kunjungan wisman ke NTB pada hingga Mei 2022 sejumlah 14.945 orang.
Selain itu, NTB dengan hasil pertanian yang berlimpah terutama beras, jagung, bawang merah dan komoditas lainnya, bisa mensuplai kebutuhan pangan Bali yang cukup tinggi terutama untuk menopang kebutuhan industri pariwisata Bali. “Begitu juga NTB yang defisit telur bisa mengambil dari Bali yang masih surplus. Kerja sama seperti ini harus ditingkatkan,” ujar Heru. (C211)