Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI NTB Gelar Pasar Murah Selama Sepekan

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di NTB jika diikuti dengan inflasi yang tinggi maka masyarakat luas tidak bisa menikmati pertumbuhan ekonomi tersebut.
Suasana operasi pasar di Islamic Center Kota Mataram./Istimewa
Suasana operasi pasar di Islamic Center Kota Mataram./Istimewa

Bisnis.com, MATARAM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat Bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) menggelar pasar murah di Kota Mataram merespons harga sembako mulai merangkak naik.

Deputi Kepala Perwakilan Bank NTB, Achmad Fauzi, menjelaskan operasi pasar murah digelar untuk merespons inflasi yang terjadi di NTB, dimana pada Mei 2022 inflasi NTB lebih tinggi dari inflasi nasional.

"Operasi pasar murah kami laksanakan dalam rangka merespon rilis inflasi pada Mei, dimana inflasi terjadi sejumlah 4,08 persen (YoY), inflasi ini lebih tinggi dari inflasi di tingkat nasional sejumlah 3,5 persen," jelas Fauzi di Islamic Center, Jumat (10/6/2022).

Fauzi menjelaskan, pertumbuhan ekonomi yang tinggi di NTB jika diikuti dengan inflasi yang tinggi maka masyarakat luas terutama yang berada pada kelas menengah ke bawah tidak bisa menikmati pertumbuhan ekonomi tersebut.

"Inflasi harus dikendalikan agar pertumbuhan ekonomi NTB tumbuh berkualitas dan masyarakat mendapat keuntungan dari pertumbuhan tersebut," ujar Fauzi.

Operasi pasar murah yang digelar BI NTB berada di tiga titik yakni di Islamic Center NTB, Pagutan dan lapangan Karang Pule, kota Mataram. Operasi pasar mencoba mengintervensi harga komoditas yang dipasaran yang mulai merangkak naik, seperti harga cabai rawit di pasaran sudah mencapai harga Rp70.000 per kg, kemudian harga bawang merah Rp40.000 per kg.

Badan Pusat Statistik NTB mencatat, pada Mei 2022 inflasi Gabungan Kota Mataram dan Kota Bima tercatat 0,65 persen. Inflasi terjadi karena naiknya harga beberapa sektor strategis seperti transportasi yang naik 3,25 persen, pakaian dan alas kaki naik 1,09 persen, peralatan kebutuhan rumah tangga naik 0,50 persen, hingga kenaikan di sektor penyedia makan dan minuman 0,79 persen. (K48)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper