Bisnis.com, MATARAM – Perang antara Rusia dengan Ukraina yang masih berlangsung berdampak terhadap langkanya bahan baku pupuk NPK seperti kalium dan phospat yang biasanya di ekspor dari dua negara tersebut.
Pupuk Indonesia selaku holding BUMN yang memproduksi pupuk mengakui masih berlangsungnya perang kedua negara tersebut akan berdampak terhadap langkanya bahan baku pupuk NPK di pasar internasional. Kendati demikian Pupuk Indonesia menjamin ketersediaan NPK masih aman pada 2022.
SVP PSO Pupuk Indonesia Wilayah Timur, Muhammad Yusri, menjelaskan Pupuk Indonesia sedang menjajaki bahan baku NPK negara lain seperti negara di Kawasan Timur Tengah.
“Memang selama ini Rusia dan Ukraina menjadi eksportir bahan baku NPK seperti Kalium, dengan adanya perang ada kekhawatiran akan berimbas ke stok bahan baku NPK dalam negeri. Tetapi kami sudah mengantisipasi dengan menjajaki negara lain seperti Yordania dan Mesir yang juga memiliki bahan baku tersebut,” jelas Yusri di Mataram, Kamis (9/6/2022).
Yusri menjelaskan hingga 2023, ketersediaan pupuk jenis NPK masih aman dan masih tergolong jenis pupuk yang disubsidi. Data dari Pupuk Indonesia menyebutkan ketersediaan NPK saat ini sejumlah 311.504 ton, kebutuhan petani terhadap pupuk jenis NPK tidak sebanyak pupuk urea.
Sementara itu, SVP Perencanaan dan Manajemen PSO, Eric J Rahman, menjelaskan dengan ketersediaan bahan baku yang ada saat ini, Pupuk Indonesia bisa memproduksi NPK dengan jumlah 2,4 juta hingga 2,7 juta ton. “Sebenarnya kapasitas kami mampu memproduksi hingga 3,5 juta ton, tetapi karena keterlambatan bahan baku, kami masih mampu produksi maksimal 2,7 juta ton,” kata Eric.
Baca Juga
Eric menjelaskan, pemerintah menjamin ketersediaan bahan baku NPK seperti Kalium dan phospat hingga 2023, untuk keberlanjutan produksi pupuk dalam negeri. “Pemerintah khususnya Kementerian BUMN dan Kementerian Pertanian menjamin ketersediaan bahan baku tersebut hingga 2023. Pemerintah terus berupaya menyediakan bahan baku tersebut di tengah ketidakpastian global,” kata dia. (K48)