Bisnis.com, MATARAM – Merger delapan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) milik Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota di Nusa Tenggara Barat sudah menyelesaikan proses penggabungan menjadi satu ke dalam BPR NTB Mataram.
Kepala Biro Ekonomi Setda Provinsi NTB, Eva Dewiyani, menjelaskan proses penggabungan sudah selesai selesai sejak Februari 2022, dan BPR NTB Mataram sudah beroperasi melayani nasabah dalam satu manajemen. “Sudah mulai beroperasi sejak Maret 2022, penggabungan sudah selesai, delapan BPR itu bergabung ke BPR NTB Mataram,” jelas Eva pada Senin (23/5/2022).
Setelah penggabungan selesai, proses saat ini yang sedang berjalan peleburan ke dalam satu perseroan. Eva menjelaskan, saat ini peleburan delapan BPR masih menunggu tuntasnya Peraturan Perseroan Daerah (Perseroda) yang mengatur peleburan BPR NTB.
Baca Juga
“Kalau setelah melebur namanya PT BPR NTB, sekarang Perseroda-nya masih dalam proses. Selain itu kami juga harus mencabut akta lama dengan nama BPR NTB di Mahkamah Agung (MA) yang sudah terlanjur didaftarkan sebelumnya, sehingga baru bisa diajukan dengan akta baru dengan nama BPR NTB. Itu butuh proses satu bulan ke depan,” ujar dia.
Setelah melebur menjadi BPR NTB, Eva menjelaskan PR selanjutnya mencari kantor yang representatif untuk kantor pusat BPR NTB. “Kantor ini masih jadi PR kami, tentu butuh lokasi yang representatif dari kantor yang ada sekarang. Kami masih mencari aset Pemerintah Provinsi yang bisa digunakan,” kata Eva.
Penggabungan delapan BPR telah dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Februari 2022 lalu. RUPSLB tersebut dipimpin langsung oleh Gubernur NTB Zulkieflimansyah. Setelah merger NTB diprediksi menjadi BPR dengan aset terbesar dengan nilai Rp1 triliun. (K48)