Bisnis.com, MATARAM - Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah meminta maaf kepada penonton MotoGP Mandalika yang merasa ditelantarkan akibat terlambatnya shuttle bus yang akan membawa mereka kembali usai menonton MotoGP.
Zul menjelaskan keterlambatan shuttle bus akibat macet parah yang tidak terhindarkan di By Pass Mandalika - Mataram imbas dari semua kendaraan keluar bersamaan. "Kami meminta maaf kalau tidak sepenuhnya sempurna sesuai yang kami rencanakan," kata Zul melalui keterangan tertulis, Rabu (23/3/2022).
Penonton yang berjumlah lebih dari 65.000 orang keluar secara bersamaan dari sirkuit MotoGP menuju area parkir Barat dan Timur membuat kemacetan tidak terhindarkan. Selain itu, jumlah kendaraan pribadi yang diluar estimasi penyelenggara menjadi salah satu penyebab kemacetan.
Banyak penonton harus berjalan kaki sejauh 1 - 2 km ke parkir Timur dan Barat karena tidak ada shuttle bus yang harusnya membawa mereka. Sebagian penonton harus menunggu hingga dini hari baru mendapat bus dan sebagian diangkut dengan mobil polisi.
"Kami tidak menyangka jumlah kendaraan pribadi sebanyak itu, animo penonton memang luar biasa di race day pada Minggu kemarin," ujar Zul.
Penonton juga menyoroti kualitas bus yang digunakan, beberapa bus macet di jalan karena usia bus yang sudah terlalu tua untuk beroperasi. "Bus yang melayani tidak boleh tua. Ini akan kami cek kedepannya. Kami juga tidak bisa mengomeli petugas yang sudah bekerja maksimal. Tetapi mudah-mudahan ini jadi fedback yang baik untuk ajang selanjutnya, seperti event World Superbike di November 2022 dan ini menjadi catatan cukup baik, apalagi kontrak ini 10 tahun pasti setiap tahun ada peningkatan," kata Zul.
Baca Juga
Sementara itu Ketua Organisasi Gabungan Angkutan Darat (Organda) NTB Junaidi Kasum menjelaskan kacaunya transportasi saat MotoGP tidak lepas dari banyaknya stiker khusus yang keluar yang menyebabkan mobil pribadi bisa langsung menuju Mandalika.
"Stiker khusus dari Dinas Perhubungan harusnya hanya untuk 200 kendaraan, tetapi hitungan kami yang keluar 1.200 stiker, akhirnya yang kami khawatirkan terjadi. Kami juga mempertanyakan kenapa stiker khusus begitu banyak keluar," kata Junaidi.
Pengusaha angkutan darat NTB juga merasa tidak dilibatkan untuk pengadaan transportasi bus, padahal dari segi jumlah, 500 bus di NTB tersedia dengan standar armada yang memadai dan baru. "Coba lihat bus yang dibawa dari luar ada beberapa yang sudah tua, padahal di NTB ketersediaan bus lebih dari cukup, tetapi ASK lokal tidak diajak," ujar Junaidi. (K48)